CDC Akan Pangkas Masa Isolasi Pasien COVID-19 Jadi Seminggu

 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) akan kembali memperbarui pedoman. Kali ini, terkait dengan masa isolasi pasien COVID-19.

Dalam pedoman terbaru CDC nantinya masa isolasi pasien COVID-19 dipangkas dari 14 hari, menjadi 7 hingga 10 hari. Hal ini disampaikan Direktur CDC Robert Redfield.


"CDC akan segera mengeluarkan pedoman baru untuk mengurangi jumlah hari kontak dekat harus karantina setelah paparan. kepada individu yang positif COVID-19," sebut dua pejabat senior administrasi mengatakan kepada CNN.


"Pedoman baru akan merekomendasikan kontak dekat mereka yang terinfeksi virus corona harus dikarantina selama 7 hingga 10 hari setelah terpapar, turun dari 14 hari yang saat ini direkomendasikan," kata pejabat itu.


Pasien Corona nantinya bisa menyelesaikan masa isolasi setelah 7 hari, baik dengan hasil negatif COVID-19 atau tanpa melakukan tes kedua kalinya. Masih belum disebutkan apa yang mendasari pengurangan masa isolasi tersebut.


Sebelumnya, CDC juga memperbarui kontak dekat dengan pasien COVID-19 pada akhir Oktober lalu. Definisi kontak dekat diperbarui menjadi 15 menit dengan jarak 2 meter atau lebih dekat dengan yang terpapar Corona.


Redfield menyatakan keputusan pengurangan masa isolasi COVID-19 berdasarkan data yang telah ditinjau selama berminggu-minggu.

https://kamumovie28.com/movies/doremi-you/


Vaksin-vaksin COVID-19 yang Bakal Segera Berizin dalam Waktu Dekat


Perkembangan vaksin COVID-19 terus menyampaikan kabar baik. Sudah ada empat vaksin COVID-19 yang mengklaim vaksinnya 70 hingga 90 persen efektif, apa saja?

- Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech: 95 persen efektif (hasil akhir)

- Vaksin COVID-19 Moderna: 94 persen efektif (hasil akhir)

- Vaksin COVID-19 Sputnik V asal Rusia: klaim 90 persen efektif

- Vaksin COVID-19 AstraZeneca: 70 persen efektif (hasil awal)


Dari keempat vaksin COVID-19 tersebut, hanya ada dua vaksin COVID-19 yang sudah mengajukan izin penggunaan darurat (EUA) ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Mana saja? Berikut rangkuman detikcom.


1. Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech

Vaksin COVID-19 Pfizer menjadi vaksin yang pertama kali menunjukkan efektivitas vaksin 90 persen efektif. Meski begitu, vaksin COVID-19 yang menggunakan teknologi mRNA ini rentan degradasi dan harus disimpan di suhu minus 70 derajat Celcius.


Vaksin COVID-19 Pfizer yang juga ikut dikembangkan perusahaan bioteknologi asal Jerman BioNTech ini mengajukan izin emergency use of authorization pada FDA di 20 November lalu.


"Upaya kami untuk memberikan vaksin yang aman dan efektif tidak pernah secepat ini, karena kami terus melihat peningkatan yang mengkhawatirkan dalam jumlah kasus COVID-19 secara global," kata Dr Albert Bourla, Pimpinan dan CEO Pfizer.


"Pengajuan di AS merupakan tonggak penting dalam perjalanan kami untuk mengirimkan vaksin COVID-19 ke dunia dan kami sekarang memiliki gambaran yang lebih lengkap tentang profil kemanjuran dan keamanan vaksin kami, memberi kami keyakinan akan potensinya," lanjutnya.


Pembahasan izin EUA vaksin COVID-19 Pfizer: 10 Desember


2. Vaksin COVID-19 Moderna

Menyusul Pfizer, vaksin COVID-19 Moderna juga mengajukan izin penggunaan darurat (EUA) pada FDA, di 30 November 2020. Data vaksin COVID-19 Moderna cukup mengejutkan karena disebutkan 100 persen efektif mencegah kasus COVID-19 dengan penyakit parah


"Ini mengejutkan," kata Dr. Paul Offit, anggota komite penasehat vaksin FDA.


"Ini adalah data yang luar biasa," sambut kepala petugas medis Moderna pada Sabtu malam.


Vaksin COVID-19 Moderna yang juga menggunakan teknologi mRNA ini melakukan uji klinis pada 30 ribu relawan di AS. Dari 15 ribu yang menerima vaksin terkena COVID-19, dan 15 ribu lainnya menerima plasebo, sebanyak 185 yang mengemabngkan COVID-19.


Tak satupun dari 11 orang yang menerima vaksin menjadi sakit parah, tetapi 30 dari 185 yang menerima plasebo menjadi sakit parah.


Pembahasan izin EUA vaksin COVID-19 Moderna: 17 Desember

https://kamumovie28.com/movies/sacrifice-97/

Komentar

Postingan Populer