Satgas Minta Laboratorium Testing COVID-19 Dievaluasi
Satgas Penanganan COVID-19 mendorong pemda untuk melakukan testing secara maksimal dan menyeluruh. Hal ini sebagai upaya deteksi dini terhadap kasus positif COVID-19 di daerahnya masing-masing. Selain itu, perlu adanya evaluasi terhadap operasional laboratorium di seluruh Indonesia.
"Menurut analisis data terjadi penurunan testing setiap akhir minggu ataupun saat libur panjang. Ini merupakan salah satu tantangan yang sedang kita coba selesaikan," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, dikutip dari covid19.go.id, Sabtu (11/7/2020).
Prof Wiku mengatakan satgas pusat terus berkoordinasi dengan pemda untuk meningkatkan kapasitas laboratorium dan fasilitas pendukung lainnya seperti reagen. Namun masih terdapat kendala seperti wilayah testing yang luas dan jumlah masyarakatnya. Dalam mendukung upaya testing, masyarakat dapat segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat jika mendapat gejala COVID-19.
Terkait menurunnya jumlah hasil testing, terdapat kendala pada alat testing dan tenaga pemeriksa. Tetapi dari waktu ke waktu sudah ditingkatkan. Prof Wiku juga mengatakan koordinasi terus dilakukan dengan pemda dan laboratorium-laboratorium untuk memastikan alat testing dan SDM yang dibutuhkan.
"Karena jumlahnya cukup banyak kita harus memastikan satu per satu. Untuk total alat dan SDM yang dibutuhkan tergantung jumlah penduduk dan luas daerah," lanjutnya.
Diungkapkannya, pemerintah saat ini sedang melakukan perbaikan dan penyelarasan koordinasi data dari kabupaten/kota ke provinsi dan ke pusat, yaitu ke Kementerian Kesehatan. Satgas Penanganan COVID-19 mengantisipasi akan adanya update data setelah proses verifikasi di tingkat daerah dan pusat.
"Ini merupakan upaya untuk mencapai tingkatan satu data COVID-19 dan interoperabilitas data pusat dan daerah," jelas Wiku.
https://kamumovie28.com/movies/housewifes-afternoon-delight/
Diundang WHO, Menkes Terawan Beberkan 9 Kunci Penanganan COVID-19 di Indonesia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengundang Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk berbagi pengalaman penanganan pandemi COVID-19. Khususnya terkait pelaksanaan IAR COVID-19 nasional.
Seperti diketahui, Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan rekomendasi IAR dari WHO sebagai monitoring dan evaluasi penanganan COVID-19.
Menteri Kesehatan Indonesia Terawan Agus Putranto membeberkan sembilan pilar yang menjadi kunci untuk mendukung peningkatan koordinasi dalam penanganan COVID-19 di Indonesia.
"Pertama komando dan koordinasi, kedua komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat, ketiga pengawasan dan investigasi," ucap terawan dalam briefing media pers Jumat (6/10/2020).
"Keempat, pengawasan transportasi international, kelima laboratorium, keenam mengontrol kasus infeksi, dan manajemen kasus. Selanjutnya operasional dan dukungan logistik, serta manajemen pelayanan kesehatan," jelas Terawan.
Selain itu, Terawan juga mengatakan, kunci penanganan COVID-19 tidak lepas dari kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan.
"Kerja sama dan partisipasi dari seluruh pihak merupakan kunci penanganan COVID-19. Seluruh pemangku kepentingan mendukung penanganan COVID-19 berdasarkan rekomendasi IAR dari WHO," tambahnya.
Apa itu IAR?
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko, mengatakan IAR atau Intra Action Review adalah suatu perencanaan kegiatan dalam penanggulangan pandemi COVID-19.
Dalam hal ini Indonesia diminta untuk membuat suatu laporan atau perencanaan terkait penanganan COVID-19, yang pada akhirnya akan direview oleh WHO untuk dijadikan bahan pembelajaran.
Beberapa pokok permasalahannya bisa berupa terkait masalah isolasi, pelayanan kesehatan, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), dan semua upaya yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19.
"Misalnya WHO mengatakan, so far so good (penanggulangannya). Artinya tidak ada yang bertentangan, dan apakah itu sudah optimal atau belum," ucap Miko saat dihubungi detikcom, Kamis (5/11/2020).
Komentar
Posting Komentar