Kasus Corona China Kembali Melonjak, Catat Ratusan OTG COVID-19
Kasus pasien Corona tanpa gejala kembali melonjak. Ada ratusan kasus yang tercatat di China.
Dikutip dari Reuters, China pada rabu melaporkan 17 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi per 3 November, turun dari 49 kasus sebelumnya yang tercatat.
China tidak mengklasifikasikan pasien tanpa gejala sebagai kasus yang dikonfirmasi sampai mereka menunjukkan gejala COVID-19. Salah satunya seperti keluhan demam.
Namun, kasus Corona tanpa gejala per 3 November melonjak. China melaporkan 128 pasien asimtomatik atau tanpa gejala COVID-19.
Penambahan kasus Corona tanpa gejala ini dua kali lipat dari 2 bulan sebelum, atau 61 hari sebelumnya. Dari total kasus Corona tanpa gejala yang tercatat, 12 kasus merupakan kasus impor dan 116 kasus baru berasal dari Kashgar.
Komisi Kesehatan Nasional dalam sebuah pernyataan menyatakan kedua kasus Kashgar sebelumnya tidak menunjukkan gejala. Per 3 November, China memiliki total kasus 86.087 kasus yang dikonfirmasi.
Jumlah kematian di China yang tercatat tetap tak berubah. Masih berada di angka 4.634 kasus COVID-19.
https://kamumovie28.com/movies/baskin/
Mitos atau Fakta, Konsumsi Vitamin C Dapat Cegah Infeksi Corona?
Berdasarkan data statistik laporan Satgas COVID-19 per tanggal 4 November 2020 tercatat jumlah kasus COVID-19 masih sangat tinggi dibandingkan pada kuartal III-2020, dengan rata-rata penambahan kasus baru per hari berada di angka 3.000 kasus. Pada grafik distribusi kasus COVID-19 periode 12-18 Oktober 2020, tercatat bahwa jumlah pria yang positif lebih tinggi yaitu 51%, sedangkan wanita 49% dengan didominasi kelompok usia produktif (19-45 tahun) yaitu sebesar 55,57% dari jumlah populasi yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Kota Jakarta masih menjadi penyumbang angka penderita COVID-19 tertinggi, diikuti 4 provinsi lainnya, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi. Keempat provinsi ini memberikan pengaruh cukup besar terhadap pergerakan ekonomi di Indonesia.
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani memperkirakan Indonesia akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 dengan kontraksi minus 1,7%. Realita ini akan menjadi tantangan yang sangat berat bagi golongan usia produktif, khususnya untuk mendapatkan kesempatan bekerja dan juga berprestasi di dunia kerjanya dikarenakan penambahan kasus baru COVID-19 berada pada kelompok usianya.
Jika Anda berada di kelompok usia produktif, dan daya tahan tubuh Anda rendah atau menurun maka pintu masuk untuk Anda terpapar virus Corona semakin terbuka lebar. Ketika kondisi tubuh Anda sedang lemah sehingga berakibat terpapar virus Corona maka gejala-gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, badan ngilu-ngilu, bersin, hingga suhu badan meningkat akan mulai bermunculan. Akibatnya bukan hanya tidak bisa Rise and Shine, kesehatan Anda yang terus memburuk akan menjadi ancaman.
Vitamin C adalah Kunci
Ketika tubuh terinfeksi virus Corona akan terdeteksi oleh sistem daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh akan merespons dengan membentuk antibodi. Reaksi perlawanan tubuh terhadap virus Corona memunculkan gejala berbeda-beda pada tiap individu yang terpapar dengan masa inkubasi COVID-19 adalah antara 1-14 hari.
Dengan daya tahan tubuh yang kuat, beberapa orang yang terinfeksi tidak akan menunjukkan gejala apapun dan tetap merasa sehat. Kalaupun menunjukkan gejala, biasanya gejala yang timbul adalah gejala ringan dan akan kembali pulih setelah 1 minggu. Namun jika daya tahan tubuh lemah, maka akan terjadi gejala yang lebih berat misalnya demam tinggi, batuk terus menerus, kehilangan indera penciuman atau perasa, bahkan gangguan pernapasan berat hingga menyebabkan kematian.
Sembari menantikan perkembangan hasil obat dan vaksin yang sedang diteliti, Anda juga harus pro-aktif meningkatkan daya tahan tubuh dengan disiplin hidup sehat dan memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Salah satu kunci meningkatkan daya tahan tubuh adalah dengan mengonsumsi vitamin C secara rutin, setiap hari.
Komentar
Posting Komentar