Update Corona Indonesia 13 Oktober: 50 Ribu Spesimen, Positif 340.662
Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 bertambah 3.946 kasus. Total konfirmasi positif menjadi 340.662, sembuh 263.296, dan meninggal 12.027 kasus.
Sementara jumlah suspek per hari ini tercatat sebanyak 153.822. Jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 50.418.
Berikut detail perkembangan kasus virus Corona di Indonesia per Selasa (13/10/2020):
Kasus positif bertambah 3.946 menjadi 340.662
Pasien sembuh bertambah 4.777 menjadi 263.296
Pasien meninggal bertambah 92 menjadi 12.027
Sebelumnya pada Senin (12/10/2020), jumlah akumulasi kasus positif virus Corona COVID-19 tercatat ada 336.716, sembuh 258.519, dan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 11.935.
https://indomovie28.net/hacksaw-ridge/
Sejarah Awal Mula Tanggal 13 Dijadikan Sebagai No Bra Day
No Bra Day atau Hari Tanpa Bra diperingati setiap 13 Oktober. Sejarah Hari Tanpa Bra ini muncul untuk meningkatkan kesadaran setiap orang terhadap kanker payudara. Peringatan ini pun digelar bertepatan dengan bulan kesadaran kanker payudara pada setiap bulan Oktober.
Dikutip dari laman National Today, asal usul Hari Tanpa Bra ini berawal dari kegiatan untuk meningkatkan kesadaran akan kanker payudara yang dilakukan di Kanada dan Amerika Serikat pada 9 Juli dan 19 Oktober 2011.
Seorang dokter bedah Mitchell Brown, di Toronto menggagas Breast Reconstruction Awareness (BRA) Day, yang bertujuan untuk mengedukasi para perempuan akan pilihannya ketika harus menghadapi mastektomi. Mastekomi adalah operasi pengangkatan payudara.
Pada bulan Juli di tahun yang sama, seorang perempuan dengan nama samaran Anastasia Donuts menyusun Hari Tanpa Bra Nasional untuk meningkatkan kesadaran akan kanker payudara melalui sebuah situs web.
Gagasan ini pun menarik perhatian banyak pihak. Selang tiga tahun, tanggal 13 Oktober ditetapkan sebagai Hari Tanpa Bra. Dari AS dan Kanada, gerakan Hari Tanpa Bra ini menyebar ke berbagai negara di dunia seperti Asia dan Eropa.
Diharapkan dengan adanya No Bra Day, para perempuan dapat menyadari bahaya kanker payudara sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan. Kanker payudara merupakan satu dari sedikit kanker yang bisa dideteksi secara dini.
Selain itu, No Bra Day dapat diperingati dengan cara lain seperti, melakukan pemeriksaan payudara sendiri untuk mendeteksi adanya benjolan. Melakukan pemeriksaan payudara juga dapat dilakukan dengan melihat perubahan atau pembengkakan pada puting. Waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan adalah 7-10 hari setelah menstruasi.
Selain Protokol Kesehatan, Ini Saran Pakar Cegah Corona di Perkantoran
Sudah tujuh bulan Indonesia dilanda pandemi COVID-19. Selain lansia dan komorbid, para pekerja merupakan kelompok yang juga berisiko, mengingat klaster perkantoran saat ini menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
Guna melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja, BPJAMSOSTEK menghadirkan webinar bertajuk 'K3, Solusi Pelindungan Pekerja Saat Pandemi COVID-19'. Melalui webinar ini, BPJAMSOSTEK ingin meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pencegahan COVID-19 di lingkungan kerja.
Praktisi Kesehatan Kerja dr Rima Melati mengatakan berdasarkan data survei BPS pada bulan September 2020, hanya sebanyak 2% perkantoran yang tidak menerapkan protokol. Meskipun tergolong rendah, jumlah klaster COVID-19 di Indonesia masih sering terjadi.
Rima menjelaskan dalam mencegah infeksi COVID-19 di tempat kerja terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan meliputi regulasi, pemahaman COVID-19, permasalahan di tempat kerja, prinsip K3 pencegahan COVID-19, upaya promosi preventif, dan evaluasi terhadap program yang dijalankan.
"Regulasi ada eksternal dan internal, untuk regulasi eksternal bisa berupa regulasi yang telah diterapkan oleh Pemerintah dan Kementerian terkait hal yang harus dilakukan di tempat kerja. Namun, hal ini bukan tentang regulasi yang ada, melainkan regulasi bisa implementasikan dengan benar," katanya.
Menurutnya, para pekerja juga perlu pemahaman komprehensif terkait COVID-19 meliputi fase pandemi, siklus infeksi, masa inkubasi, pemeriksaan COVID-19, hingga prosedur tatalaksana dan rujukan kasus. Pasalnya, saat ini banyak tren pemeriksaan tes rapid dan tes PCR yang dilakukan tanpa memahami tujuan dan tindak lanjut dari pemeriksaan tersebut.
Komentar
Posting Komentar