Sering Bawa Ponsel Saat BAB? Hentikan, Ini 3 Risiko Terburuknya

  Pernah bawa ponsel ketika buang air besar? Jika sering, sebaiknya hentikan kebiasaan itu karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Sebenarnya tidak selalu ponselnya yang salah, terkadang perilaku ketika memegang ponsellah yang menghadirkan malapetaka. Misalnya, jadi berlama-lama di toilet sehingga panggul kelelahan.


Risiko lainnya bisa dialami oleh saluran pencernaan. Buang air besar (BAB) yang terlalu lama bisa memicu kekambuhan wasir atau ambeien.


Selengkapnya, ini 3 risiko BAB dengan membawa ponsel, dikutip dari Brightside.


1. Menyebarkan bakteri

Sebuah studi menunjukkan bahwa ponsel lebih kotor daripada dudukan toilet. Ponsel yang digunakan sepanjang hari rentan menjadi sarang bakteri karena sering dipegang-pegang.


Ketika sedang buang air besar, kemungkinan besar ponsel membawa bakteri E.coli yang menyebabkan masalah usus.


2. Risiko terkena wasir

Ketika main ponsel saat BAB, seseorang akan duduk untuk waktu yang lebih lama. Jelas saja, konsentrasi untuk mengeluarkan feses terdistraksi dengan apa yang dilihat di ponsel.


Kondisi ini meningkatkan kemungkinan kamu terkena ambeien karena lebih banyak waktu yang dihabiskan di toilet di mana tekanan diberikan pada organ tubuh.


3. Disfungsi panggul

Menghabiskan waktu lama saat BAB dapat mengganggu sel-sel di tubuh dan menimbulkan masalah otot. Organ tubuh seperti usus, kandung kemih, dan organ intim bisa bermasalah karena otot dasar panggul tidak cukup kuat untuk menopangnya.


Postur tubuh juga berpengaruh pada pinggul, terutama jika membungkuk dalam waktu lama.

https://indomovie28.net/get-a-job/


WHO: Ada Harapan Vaksin COVID-19 Tersedia Akhir 2020


 Dirjen WHO Tedros Ghebreyesus menyebut ada harapan vaksin COVID-19 tersedia akhir 2020. Ia mengajak para pemimpin untuk memastikan distribusi yang adil ketika vaksin sudah tersedia.

"Kita akan butuh vaksin dan ada harapan bahwa akhir tahun ini kita mungkin sudah punya vaksin. Ada harapan," kata Tedros tanpa menjelaskan lebih lannjut, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (7/10/2020).


Saat ini ada 9 kandidat vaksin eksperimental yang tengah dikembangkan fasilitas vaksin global milik WHO, COVAX. Organisasi ini direncanakan akan mendistribusikan 2 miliar dosis vaksin pada akhir 2021.


Sementara itu, juru bicara #satgascovid19 Prof Wiku Adisasmito menyebut di seluruh dunia sudah ada 10 kandidat vaksin yang masuk tahap III uji klinis. Salah satu di antaranya Sinovac yang menjalani uji klinis tahap III di Bandung, Jawa Barat.


"Mengingat belum ada vaksin COVID-19 yang sudah lulus uji klinis fase III, sampai dengan terakhir sekarang, kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan," kata Prof Wiku.


Kesembuhan Pasien COVID-19 RI Peringkat ke-19 Dunia


Juru bicara #satgascovid19 Prof Wiku Adisasmito menyebut jumlah kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia mencapai 232.593 kasus. Ini menempatkan Indonesia di peringkat 19 dari 216 negara.

"Kesembuhan ini harus kita tingkatkan, jangan berpuas diri," kata Prof Wiku dalam siaran pers di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/10/2020).


Sementara itu, jumlah kasus positif di Indonesia menempati urutan 137 dari 216 negara. Rasio jumlah kasus tercatat 1.120 per 1 juta penduduk.


"Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, jumlah kasus masih lebih sedikit dari 78 negara lainnya di dunia," jelas Prof Wiku.


Tingkat kematian pasien COVID-19 Indonesia ada di peringkat 102 dari 216 negara dengan rasio 41 kasus per 1 juta penduduk.


Hingga 6 Oktober 2020, tercatat kasus aktif sebanyak 63.365 kasus atau sebesar 20,4 persen. Angka ini lebih rendah dari angka dunia yakni 21,8 persen.


Kasus sembuh tercatat sebanyak 236.437 kasus atau sebesar 76 persen. Tingkat sembuh di seluruh dunia tercatat sebesar 75,2 persen atau lebih rendah.


Sedangkan kasus meninggal tercatat 11.374 kasus atau 3,7 persen, lebih tinggi dari rasio global sebesar 2,92 persen.

https://indomovie28.net/mechanic-resurrection/

Komentar

Postingan Populer