Gejala Tak Biasa COVID-19, Pria Ini Tertidur 20 Jam Sehari

 Berbagai gejala COVID-19 pernah dilaporkan, mulai dari demam hingga sesak napas. Bahkan setelah sembuh pun gejala jangka panjang juga masih terlihat pada pasien COVID-19.

Salah satunya seorang pria di Inggris yang tidak disebutkan namanya, yang mengalami gejala tak biasa akibat COVID-19. Bukan batuk atau kehilangan indra perasa, tetapi ia tidur 20 jam sehari, bahkan di posisi duduk bukan berbaring.


Istri dari pria tersebut mengatakan hal ini terjadi setelah hampir 6 bulan lalu mengalami gejala virus Corona sampai sekarang.


"Dia tidur sekitar 20 jam sehari, 20 jam dari setiap 24 jam dan sekarang dia masih tidur. Dia lebih sering tidur selama 5,5 bulan terakhir ini setelah terinfeksi virus Corona," jelasnya pada para ilmuwan di Royal College of General Practitioners, yang dikutip dari Express, Jumat (16/10/2020).


"Dia tidur nyenyak dengan posisi duduk, bukan berbaring. Dia benar-benar kelelahan," lanjutnya.


Adapun pasien-pasien lain di Inggris yang juga mengalami hal yang sama. Mereka merasa seperti terus-menerus ditekan oleh beban yang berat.


"Saya masih bisa merasakan beban ini di dada saya. Kemudian sekitar 14-15 hari setelahnya, beban itu sudah hilang," kata pasien COVID-19 lainnya.


"Rasanya seperti saya sedang terlindas. Saya merasa gravitasi seperti memberi tekanan ekstra pada anggota tubuh saya," imbuhnya.


Berdasarkan studi gejala COVID-19, dari berbagai gejala jangka panjang Corona yang banyak dialami adalah kelelahan dan batuk terus-menerus. Hal ini sama sekali tidak berpengaruh dari seberapa parah kondisi pasien tersebut.

https://kamumovie28.com/men-in-black-ii/


Meski Tak Bisa Dibilang Obat, Herbal untuk COVID-19 Tetap Bermanfaat


Indonesia adalah negara yang kaya dengan tumbuhan herbal yang biasa dijadikan sebagai ramuan tradisional di bidang kesehatan. Misalnya seperti kunyit, jahe, temulawak dan sebagainya.

Tapi, apakah ramuan dari bahan-bahan tersebut bisa menjadi obat untuk mengatasi infeksi COVID-19?


Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa ramuan herbal tradisional ini bukanlah obat untuk mengatasi COVID-19. Ramuan ini hanya berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh orang yang mengkonsumsinya.


"Jadi ramuan herbal itu pasti ada manfaatnya dan memang sudah menjadi kearifan tradisional, misalnya kunyit dan temulawak sudah biasa kita pakai," jelas Prof Wiku dalam bincang sehat yang disiarkan di YouTube BNPB, Jumat (16/10/2020).


"Mengkonsumsi ramuan herbal itu hanya untuk meningkatkan imunitas tubuh, hanya menjadi suplemen bukan obat," lanjutnya.


Selain itu, Prof Wiku juga mengatakan jika ramuan herbal itu terlalu banyak dikonsumsi juga tidak terlalu sehat. Bahkan efeknya menjadi berbeda di dalam tubuh.


"Kalau mengkonsumsi itu terlalu banyak juga tidak sehat. Dan kalau kita sedang sakit, mengkonsumsi itu efeknya juga tidak akan terlalu tinggi," kata Prof Wiku.


Pentingnya Imunisasi bagi Keluarga & Lingkungan Sekitar


Di tengah pandemi COVID-19 saat ini, menjaga sistem kekebalan tubuh menjadi hal penting. Selain menerapkan pola hidup sehat, mencegah penyakit dengan melakukan imunisasi merupakan langkah paling cost effective dengan hasil yang ampuh.

Aktivitas kehidupan zaman modern yang padat serta gaya hidup yang cenderung tidak sehat sedikit banyak mempengaruhi dan menurunkan sistem kekebalan tubuh. Ketika imunitas menurun, tubuh otomatis rentan sakit.


"Upaya tetap sehat, salah satunya melalui imunisasi untuk menjaga kekebalan tubuh," ujar dr. Purnamawati Sujud dari Yayasan Orang Tua Peduli dalam keterangan tertulis, Jumat (16/10/2020).


Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Forum Dialog Kabar Kamis bertema 'Mengapa Vaksin Penting? Perlukah untuk Orang Dewasa?' yang digelar di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) kemarin.


Dr. Purnamawati mengimbau agar masyarakat sebaiknya mencegah terinfeksi penyakit dengan imunisasi. Selain cost effective, imunisasi juga disebut mampu memberikan hasil yang ampuh.


"Mencegah itu jauh lebih baik dan lebih murah daripada mengobati," tuturnya.


Terkait hal ini, ia juga menegaskan manfaat imunisasi bukan hanya dirasakan oleh yang menerima, tetapi juga keluarga dan lingkungan sekitarnya. Bahkan, dr. Purnamawati mengatakan imunisasi merupakan bukti cinta dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, termasuk keluarga.


"Imunisasikan diri anda, keluarga, serta lingkungan. Dan apabila ada pengetahuan maka berbagilah dan mari bekerja bergandengan tangan," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/one-percent-more-humid/

Komentar

Postingan Populer