CDC Pastikan COVID-19 Menular Lewat Udara, Begini Cara Terbaik Melindungi Diri
CDC kembali mengubah pedoman soal penularan COVID-19. Setelah sebelumnya meralat panduannya tentang penularan Corona, dokumen CDC terbaru menyebut COVID-19 bisa menular lewat virus yang bertahan di udara.
Dalam unggahan di situs resminya, CDC menuliskan ada bukti penularan COVID-19 pada jarak 6 kaki atau 1,8 meter yang terjadi di ruangan tertutup dan ventilasi udara buruk.
"Beberapa infeksi bisa menyebar lewat paparan virus dalam droplet dan partikel kecil yang bisa bertahan di udara selama beberapa menit hingga beberapa jam," tulis CDC dalam unggahan bertanggal 5 Oktober 2020.
"Virus tersebut bisa menginfeksi orang dalam jarak lebih dari 6 kaki (1,8 meter) dari orang yang terinfeksi setelah orang tersebut meninggalkan ruangan," lanjutnya.
Beberapa pakar di seluruh dunia juga meyakini COVID-19 bisa menyebar lewat udara dan meminta WHO mengubah panduannya. Sebab, menjaga jarak minimal dua meter di ruangan tertutup tidak cukup menekan penyebaran COVID-19.
Bagaimana cara terbaik melindungi diri dari paparan COVID-19?
Dikutip dari Healthline, cara terbaik melindungi diri dari infeksi COVID-19 yang bisa menular lewat udara adalah sebisa mungkin menghindari pertemuan atau kerumunan di ruangan tertutup. Setiap gedung juga harus memiliki ventilasi udara yang baik agar tidak terjadi transmisi Corona di dalam ruangan.
"Cara ini memiliki efek yang baik untuk mencegah penularan virus daripada hanya sekedar physical distancing," kata Robert Glatter, pakar kesehatan New York.
"Pada akhirnya, ini berkaitan dengan pentingnya memakai masker," tambahnya.
Tips mencegah penularan COVID-19 lewat udara
Mencuci tangan, menjaga jarak, dan mengenakan masker masih tetap langkah pengamanan diri paling utama dari COVID-19.
Memakai masker sangat penting dalam mengurangi risiko penyebaran atau paparan virus lewat aerosol. Ini sebabnya, ahli menyebut penting mengenakan masker meski berada di dalam ruangan, misalnya saat di kantor.
"Tetesan aerosol yang mengandung partikel virus dapat bertahan di ruangan berventilasi buruk selama beberapa menit hingga beberapa jam," sebut Glatter.
Memakai masker, tidak hanya melindungi diri kita sendiri dari infeksi COVID-19, tetapi juga melindungi orang-orang di sekitar kita. Selain itu penting untuk menghindari berkumpul di ruangan yang ramai dan meminimalisir aktivitas di tempat umum.
"Kita harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri kita sendiri dan keluarga kita seolah-olah (penularan melalui udara) menjadi cara penularan utama," kata Glatter.
https://nonton08.com/the-expendables-3/
Rapid Test Non Reaktif, Inisiatif Swab Modal Sendiri dan Ternyata COVID-19
Viral di media sosial wanita asal Tangerang yang dinyatakan non reaktif rapid test. Namun, dirinya tak lantas percaya bebas dari Corona karena mengeluhkan sejumlah gejala COVID-19.
Dihar yang menceritakan kisahnya dalam unggahan video lewat akun TikTok pribadi @diharminodella, akhirnya inisiatif swab mandiri. Benar saja, hasil tes menunjukkan dirinya positif COVID-19.
"Kalian tau nggak, untuk duduk di sini itu seperti ngambang. Kaya percaya ga percaya gue ada di posisi ini. Yang biasa liat di berita, sekarang ada di depan mata," ucap Dihar dalam video TikTok tersebut.
"semangat ka," ujar @ffucekgril pada kolom komentar TikTok milik Dihar.
"keep strong kak," komentar @Revanza_123.
Dihar mengaku mengeluarkan uang 1,7 juta rupiah untuk swab mandiri. Hasil tes keluar dalam 1 hari.
Dihar menceritakan bahwa sebelumnya, sang adik memang dinyatakan positif COVID-19. Padahal hasil rapid testnya menunjukan non reaktif. Beberapa hari kemudian, Dihar mengalami kehilangan indera penciuman dan perasa.
Hal ini membuat ia segera melakukan rapid test. Sama dengan sang adik, hasil rapid Dihar juga menunjukkan non reaktif.
"Bener-bener, rapid gak efektif sih.. di sini (tempat karantina) orang-orang yang positif Corona juga sama kayak aku. Mereka sebelumnya rapid, tapi hasilnya non-reaktif," ujar Dihar saat dihubungi detikcom, Senin (05/10/2020).
Akhirnya, pada tanggal 29 September, Dihar memutuskan untuk melakukan swab mandiri karena indera penciumannya semakin hilang. Ia mengaku, tidak bisa mencium aroma minyak kayu putih sama sekali.
Ia juga sangat cemas, jika tidak melakukan swab dan ternyata ia memang benar positif COVID-19, virus itu pasti akan menular ke bayinya. Pada tanggal 30 September, hasil swab menunjukkan dirinya benar positif COVID-19.
"Pas hasilnya keluar, aku gak langsung pulang ke rumah karena ada bayiku. Jadinya, aku tempatin rumah orang tuaku yang uda lama kosong. Aku kasih tahu RT, RW, dan mereka yang laporin ke puskesmas," katanya.
Ternyata, rumah sakit udah pada penuh sama pasien COVID-19. Jadinya, aku dikarantina di hotel Jasmine sama orang-orang yang gejalanya serupa denganku atau mereka yang tanpa gejala," ujar Dihar.
Komentar
Posting Komentar