48 Warga Korsel Meninggal Usai Suntik, Singapura Tangguhkan 2 Vaksin Flu

  Singapura menyebut akan menghentikan sementara penggunaan dua vaksin flu menyusul laporan kematian puluhan warga Korea Selatan. Sebelumnya, Korea Selatan menyebut tidak ada kaitan antara kematian dengan efek vaksin yang disuntikkan.

Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HSA) saat ini tengah meneliti lebih lanjut kaitan dari kematian yang dilaporkan Korsel dengan vaksin yang ada di Singapura.


Kementerian Kesehatan dan HSA menyatakan hingga saat ini tidak ada kematian yang terkait dengan vaksinasi dua vaksin tersebut di Singapura.


"Ini adalah tindakan pencegahan setelah kematian yang dilaporkan setelah vaksinasi influenza di Selatan Korea," jelas Kementerian Kesehatan, seperti dilansir dari laman The Straits Times.


Informasi dari otoritas Korea Selatan mencatat bahwa warga yang meninggal itu telah disuntikkan tujuh merek vaksin influenza.


Dua dari tujuh merek yang tersedia di Singapura adalah: SKYCell flu Quadrivalent diproduksi oleh SK Bioscience dan didistribusikan di sana oleh AJ Biologics. Sementara Vaxigrip Tetra dibuat oleh Sanofi Pasteur dan didistribusikan secara lokal oleh Sanofi Aventis.


Seperti obat lainnya, vaksin dapat menyebabkan efek samping juga, seperti nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan mual.


"Efek samping ini umumnya ringan dan sembuh dengan sendirinya. Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang mungkin mengalami demam tinggi atau reaksi alergi parah (seperti kesulitan bernapas, mengi dan bengkak di sekitar mata) dan perhatian medis segera harus dicari," papar HSA.


Lebih lanjut Kemenkes Korsel dan HSA berkata bahwa vaksin yang disetujui untuk digunakan di Singapura telah dievaluasi oleh HSA. Hal ini dilakukan untuk memastikan vaksin memenuhi standar kualitas, keamanan dan kemanjuran internasional yang disyaratkan.


HSA memantau keamanan vaksin melalui sistem pemantauan yang mengacu pada jaringan profesional perawatan kesehatan lokal dan mitra regulasi internasional untuk mendeteksi kejadian buruk yang diduga terkait dengan pengobatan.


Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan total ada 48 orang yang meninggal dunia setelah divaksin flu.


Pemerintah Korsel sampai saat ini belum menyatakan vaksin flu itu berbahaya. Yonhap News Agency menyebut vaksin itu dibuat oleh sejumlah perusahaan obat Korsel, yaitu Korea Vaccine, Boryung Biopharma, LG Chem, SK bioscience dan GC Pharma.


Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun, telah meminta agar dilakukan penyelidikan menyeluruh. Se-Kyun memang meminta agar dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kematian sekaligus menjawab kecemasan publik.


Meski demikian, dalam siaran pers Kementerian Kesehatan Korea Selatan disebutkan pemerintah memang tidak menghentikan kampanye vaksin.

https://cinemamovie28.com/the-most-hated-woman-in-america/


Izin Darurat Vaksin Tak Diberikan Sembarangan, Ini Prosedurnya


Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bakti Bawono Adisasmito menerangkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19, tidak mengesampingkan faktor keamanan vaksin. Vaksin tetap harus melewati beberapa tahap pengujian sebelum diajukan mendapatkan EUA.

Prof Wiku yang merupakan ahli dalam bidang kebijakan kesehatan dan penanggulangan penyakit infeksi menerangkan vaksin melalui lima tahapan sebelum dapat diproduksi massal.


"Proses awal yang harus dilakukan adalah penelitian dasar, kemudian dilakukan uji pre-klinis, baru kemudian tiga fase uji klinis," urai Wiku dalam keterangan tertulis, Senin (26/10/2020).


Pengajuan persetujuan kepada Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) baru bisa dilakukan setelah vaksin lolos tahap uji klinis ketiga. Di tahap persetujuan inilah diputuskan vaksin bisa mendapatkan EUA atau tidak.


Direktur Registrasi Obat Badan POM Dr. Lucia Rizka Andalusia menerangkan keputusan EUA bisa diambil bila memang kondisi keperluannya genting dan vaksin sudah lulus uji klinis. Adapun data uji klinis untuk memberi persetujuan EUA dapat diperoleh dari pengujian di dalam negeri maupun mengacu pada data negara lain.


"Demikian juga untuk vaksin ini, uji klinisnya bukan hanya dilakukan di Indonesia tapi dilakukan di multi center, dilakukan di beberapa negara secara bersamaan," ujar Dr. Lucia.


Saat ini, pemerintah melalui BPOM terus melakukan monitoring secara berkala untuk mendapatkan data khasiat dan keamanan vaksin secara lengkap.

https://cinemamovie28.com/my-bosss-wife/

Komentar

Postingan Populer