Robert Pattinson Positif COVID-19, Satu Lagi Bukti Bugar Tak Dijamin Kebal
Aktor Robert Pattinson menambah deretan tokoh 'bugar' yang akhirnya terpapar virus Corona menyusul bintang film Dwayne Johnson 'The Rock', dan pesepakbola Neymar. Hal ini tentu menjadi pengingat bahwa tak ada yang kebal terhadap virus Corona.
Robert Pattinson yang didapuk menjadi Bruce Wayne dalam film terbarunya The Batman tentu dituntut punya badan yang atletis. Bahkan ia rutin melakukan latihan kardio dan jogging sejauh 5-10 km setiap harinya.
Lantas, apa ya alasan orang yang sehat bugar juga bisa terinfeksi virus Corona?
"Itu bisa dikatakan olahraganya terlalu berat, sehingga imunitas tubuhnya turun," ujar Praktisi kesehatan olahraga dari Slim and Health Sports Therapy, dr Michael Triangto SpKO, kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Mereka yang berolahraga rutin pun tak selalu memiliki imunitas yang tinggi. Terlebih para aktor atau atlet, mereka memiliki target yang harus dipenuhi sehingga bisa saja hal tersebut menjadi faktor penurun imunitas mereka.
Pola latihan seseorang berdampak pada risiko mereka terinfeksi COVID-19. Seperti yang diketahui, virus Corona menyasar sistem kekebalan tubuh. Semakin tinggi intensitas olahraga seseorang, maka semakin besar pula risiko daya tahan tubuh mereka turun sehingga membuat seseorang mudah terkena COVID-19.
"Kalau kita berolahraga berat, kemungkinan kita terinfeksi lebih besar daripada orang yang tidak berolahraga sama sekali. banyak orang yang berpikir lebih banyuak berolagraga akan semakin sehat...Tidak berolahraga tentu tidak sehat, tapi olahraga berlebihan juga tidak sehat," jelas dr Michael.
Ini Alasan Face Shield Saja Tak Cukup untuk Cegah Penularan Corona
- Face shield atau pelindung wajah menjadi alternatif yang cukup populer karena dianggap sebagai salah satu cara melindungi diri dari paparan virus Corona. Sayangnya, sebuah penelitian menunjukkan menggunakan face shield saja tak cukup untuk cegah COVID-19.
Peneliti dari Florida Atlantic University meneliti kinerja pelindung wajah dalam menghambat penyebaran droplet berukuran aerosol. Hasilnya menunjukkan meski face shield mampu memblokir droplet yang besar, namun droplet yang berukuran kecil bisa tersebar dengan relatif mudah di semua sisi face shield.
Apabila memakai face shield saja, droplet aerosol yang lebih kecil dapat masuk ke bagian bawah pelindung wajah dan bisa terhirup dengan mudah. Para peneliti menemukan face shiled hanya 23 persen efektif untuk melindungi diri dari paparan virus.
Face shield cukup populer digunakan sebagai pengganti masker kain atau masker bedah karena memang penggunanya merasa lebih nyaman. Face shield mengurangi kelembapan dan membuat penggunanya lebih mudah bernapas. Hanya saja, memakai face shield saja tak mampu memberikan perlindungan yang cukup besar untuk penggunanya.
Dalam studi tersebut, peneliti juga menyoroti soal masker yang memiliki katup tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai salah satu cara untuk melindungi diri dari paparan virus Corona.
"Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan face shield dan masker dengan katup napas tidak seefektif masker wajah biasa dalam membatasi penyebaran droplet aerosol," tulis peneliti dikutip dari South China Morning Post.
Gao Xiaodong, spesialis infeksi rumah sakit dari Rumah Sakit Zhongshan Shanghai, yang tidak terlibat langsung dengan penelitian tersebut, mengatakan face shield diciptakan bukan untuk menangani pasien dengan penyakit pernapasan, tetapi untuk melindungi wajah pemakainya dari cipratan dan semprotan cairan tubuh.
Gao mengatakan pelindung wajah memiliki berbagai ukuran dan banyak orang tidak mengikuti instruksi tentang cara memakainya dengan benar.
"Lebih aman jika memakai masker berbarengan dengan face shield," papar Gao.
https://kamumovie28.com/broken-vows/
Komentar
Posting Komentar