Reza Artamevia Ditahan, Ini 5 Faktor yang Buat Mantan Pecandu Kambuh Lagi

Penyanyi Reza Artamevia diamankan pihak kepolisian karena dugaan kasus narkoba. Setelah dilakukan pemeriksaan, hasil tes urine Reza dinyatakan positif sabu.
"Modus membeli dan menggunakan sabu-sabu. Hasil tes urine positif amphetamine atau masuk dalam kategori narkotika jenis sabu-sabu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (6/9/2020).

Ini adalah kali kedua Reza terjerat kasus serupa setelah ia sempat ditahan 4 tahun lalu. Saat itu ia diamankan di sebuah hotel di Kota Mataram, Minggu (28/8/2016) malam, bersama Aa Gatot Brajamusti dan istrinya, Dewi Aminah.

Psikolog Forensik, Reza Indragiri, mengatakan terdapat sedikitnya lima faktor yang menyebabkan mantan pecandu narkoba kembali terseret kasus serupa.

Lantas apa yang menyebabkan mantan pecandu bisa kambuh lagi?
1. Program rehabilitasi dijalankan secara klasikal dan kurang fokus pada kondisi individual
2. Detoksifikasi belum tuntas
3. Efek samping penggunaan obat resep untuk menghentikan penyalahgunaan narkoba
4. Program tidak komprehensif
5. Kehidupan sehari-hari si mantan penyalahguna tidak berubah.

"Jadi, semestinya bukan hanya seleb kambuh yang perlu ditelisik. Bagaimana program rehabilitasi yang ada selama ini, juga patut dievaluasi," ujar Indragiri dalam pernyataan yang diterima detikcom, Senin (7/9/2020).

Selain itu, Indragiri menaksir total biaya penanganan pecandu narkoba bisa mencapai 15 ribu dolar atau sekitar Rp 221,7 juta. Jumlah tersebut meliputi pengobatan, penegakan hukum, dan hilangnya produktivitas.

"Jika ditambah dengan biaya intangible, melonjak ke hampir 40 ribu dolar per orang atau setara dengan Rp 590,1 juta," tambah Reza.

Indragiri menambahkan, biaya tersebut bisa semakin bertambah apabila sang mantan pecandu narkoba kembali kambuh. Hal ini dikarenakan semua dosis obat yang diberikan harus dinaikkan. Dosis ini meliputi untuk mengatasi kekambuhan mental, emosional, dan fisik.

Faktor yang Memperparah Infeksi Corona dan Rentang Waktu Pasien Sembuh

Ada sederet faktor yang bisa memperparah infeksi virus Corona bahkan hingga berisiko fatal. Salah satu yang menjadi faktor kondisi pasien Corona semakin parah adalah kondisi medis yang mendasari pasien sebelum terinfeksi Corona.
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) membeberkan beberapa penyakit yang bisa berisiko parah saat terinfeksi Corona.

"Berdasarkan apa yang kami ketahui saat ini, orang dengan kondisi berikut mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah akibat COVID-19," sebut CDC dalam laman resminya, dikutip detikcom pada Senin (7/9/2020).

- Asma (sedang hingga berat)
- Penyakit serebrovaskular (mempengaruhi pembuluh darah dan suplai darah ke otak)
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi
- Keadaan immunocompromised (sistem kekebalan yang lemah)
- Kondisi neurologis, seperti demensia
- Penyakit hati
- Kehamilan
- Fibrosis paru (memiliki jaringan paru-paru yang rusak atau terluka)
- Merokok
- Thalassemia (sejenis kelainan darah)
- Diabetes melitus tipe 1

CDC menyarankan, untuk melakukan beberapa langkah pencegahan seperti menyediakan pasokan obat setidaknya dalam 30 hari ke depan. Jangan melewatkan pengobatan dan selalu memantau kondisi kesehatan dengan menghubungi fasilitas kesehatan terdekat.

"Jangan menunda mendapatkan perawatan darurat untuk kondisi medis Anda karena COVID-19," tegasnya.
https://cinemamovie28.com/permitted-orthodox-upwind-2/

Komentar

Postingan Populer