Kasus Bullying di Kalangan Dokter Disebut untuk Melatih Mental, Benarkah?

Belakangan, kasus bullying di kalangan dokter heboh menjadi perbincangan. Banyak di antara mereka yang mengecam kejadian tersebut, tetapi tak sedikit juga yang menganggap itu adalah hal biasa karena sebagai bentuk pelatihan mental.
Menanggapi hal ini, psikiater dari Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi di Bogor, dr Lahargo Kembaren, SpKJ, mengatakan bullying merupakan suatu perilaku yang bertujuan untuk menyakiti seseorang. Bahkan dampaknya bisa menyebabkan gangguan kejiwaan pada korban hingga bunuh diri.

"Setiap tipe pembullyan ini akan menimbulkan dampak psikologis bagi mereka yang jadi korban bullyingnya siapa pun itu, baik dokter PPDS, maupun misalnya anak sekolah, ataupun di kantor, tetap ada dampak psikologis," kata dr Lahargo, saat dihubungi detikcom, Minggu (6/9/2020).

dr Lahargo juga menjelaskan bullying bukanlah suatu pilihan untuk melatih mental seseorang. Ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk melatih mental, salah satunya menerapkan perilaku disiplin.

"Melatih mental itu bisa dilakukan dengan cara lain, yang namanya bullying tentunya berbeda dengan suatu sikap yang tegas. Suatu sikap mengajari yang tegas kalau ada kesalahan, ada konsekuensi yang perlu didapatkan," jelasnya.

Maka dari itu, dr Lahargo menegaskan bahwa bullying bukan untuk dimaklumi, karena tindakan ini hanya menimbulkan kerugian pada diri korban maupun pelaku.

Negara-negara yang Bersiap Hadapi Gelombang Ketiga Corona

Saat Indonesia masih menghadapi gelombang pertama Corona, beberapa negara yang 'sempat' sukses kini harus menghadapi gelombang baru. Bukan lagi gelombang kedua, ada negara yang menghadapi gelombang ketiga Corona.
Lonjakan kasus virus Corona terjadi kembali usai melonggarkan pembatasan. Berikut negara-negara yang bersiap menghadapi gelombang ketiga Corona.

1. Iran
Dikutip dari Al Monitor, para pejabat Iran mengingatkan negara ini akan menghadapi gelombang ketiga Corona. Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadat Lari, Iran memiliki hampir 2 ribu kasus virus Corona baru yang dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir beberapa hari lalu.

Kepala Markas Besar Operasi Pemberantasan Virus Corona di Teheran, Alireza Zali, mengatakan setiap harinya, sekitar satu juta orang datang dan pergi ke ibu kota Iran itu untuk bekerja.

Dia menambahkan, setiap harinya 400 ribu mobil memasuki Teheran dari Provinsi Alborz dan hampir satu juta orang menggunakan metro dan bus di kota itu. Untuk itu, Zali memperingatkan gelombang ketiga virus Corona sudah dekat.

"Gelombang ketiga sudah dekat," Zali memperingatkan.

Iran juga dilaporkan kekurangan tempat tidur. Safari Saeed dari Shahid Beheshti University of Medical Sciences memperingatkan tentang pasokan tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) yang tidak memadai.

"Masalah terpenting adalah kami tidak memiliki tempat tidur ICU, kami harus mulai memikirkan sekarang tentang musim gugur dan musim dingin," kata Safari.

2. Hong Kong
Setelah sebelumnya dinilai 'sukses' dalam menangani wabah Corona, SCMP melaporkan Hong Kong menghadapi gelombang ketiga Corona sejak Juli lalu. Adanya gelombang ketiga Corona dinilai karena banyak warga yang kembali dari luar negeri tidak melakukan karantina.

"Ada kelemahan dalam sistem itu karena orang lain di rumah tidak dibatasi pergerakannya, dan masih akan masuk dan keluar rumah," Malik Peiris, Ketua Virologi di Universitas Hong Kong, dikutip dari BBC.

Akibatnya, Hong Kong terus melakukan tes massal secara agresif demi menekan penyebaran virus Corona. Tes massal COVID-19 itu akan berjalan antara satu dan dua pekan, tetapi jumlah peserta tetap dibatasi per harinya, untuk mengurangi risiko tertular COVID-19.
https://cinemamovie28.com/the-walk/

Komentar

Postingan Populer