BPOM Sebut 2 Vaksin Corona yang Bakal Siap Pakai Awal 2021, Apa Saja?

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM), Penny K Lukito mengatakan Indonesia saat ini tengah melakukan pengembangan vaksin untuk mengatasi virus Corona yang melanda. Selain memproduksi vaksin, Indonesia juga tengah melakukan kerja sama agar bisa mempercepat ketersediaan vaksin.
Penny menyebutkan beberapa vaksin yang sudah dalam pendampingan BPOM, yaitu Sinovac dengan PT Biofarm, Sinofarm dengan Kimia Farma, G42 dari Uni Emirat Arab dengan Kimia Farma, dan vaksin Genexine dengan PT Kalbe Farma.

Dalam siaran pers yang dilakukan di YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa (1/9/2020), Penny juga mengungkap beberapa vaksin siap digunakan dalam rentang waktu akhir 2020 sampai awal 2021 nanti.

Berikut daftar vaksin yang akan siap digunakan pada akhir 2020 hingga awal 2021, yaitu:

1. Sinovac
Penny mengatakan, vaksin Sinovac dari PT Biofarm saat ini sedang menjalani tahapan uji klinis. Selain itu, ada juga transfer technology dari Sinovac.

"Seperti yang kita ketahui, uji klinis dari Sinovac ini sudah berjalan. Nanti ada juga transfer technology dari Sinovac, dalam hal ini yang akan diproses di kapasitas produksi yang dimiliki oleh biofarma," jelas Penny.

2. Sinopharm
Kepala BPOM tersebut juga menjelaskan kerja sama dengan perusahaan G42 dari Uni Emirat Arab dalam menghasilkan produk vaksin. Vaksin yang dihasilkan nantinya adalah vaksin yang sudah menjadi produk jadi.

"Ada juga yang kedua adalah kesempatan kerja sama dengan G42 dari Uni Emirat Arab, itu adalah produk jadi, Insya Allah harapannya adalah produk jadi," kata Penny.

Penny juga menjelaskan tujuannya datang ke Uni Emirat Arab adalah untuk memastikan uji klinik sudah dilakukan dengan baik. Ia juga mengatakan bahwa puas melihat proses uji klinik yang terorganisir dengan jumlah subjek yang sangat besar. Bahkan vaksin tersebut sudah mendapatkan izin edar di negaranya.

"Saya kira ada percepatan yang dikaitkan dengan akses pada vaksin pada waktunya nanti, sekitar 2020, awal 2021," pungkasnya.

Mutasi Corona D614G Juga Ditemukan di DIY Jateng

Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada dan tim telah berhasil mengidentifikasi Whole Genome Sequencing (WGS) empat isolat dari Yogyakarta dan Jawa Tengah. Hasilnya, saat dipublikasikan di GISAID ternyata tiga di antaranya mengandung mutasi D614G.
"Saat ini, mutasi D614G pada virus SARS-CoV-2 yang mempunyai daya infeksius 10x lebih tinggi telah tersebar hampir di seluruh pelosok dunia, yaitu 77,5 persen dari total 92.090 isolat mengandung mutasi D614G. Sedangkan, di Indonesia sendiri sudah dilaporkan sebanyak 9 dari 24 isolat yang dipublikasi di GISAID mengandung mutasi D614G. Sepertiganya terdeteksi di Yogyakarta dan Jawa Tengah," kata Ketua Pokja Genetik FK-KMK UGM, dr. Gunadi melalui keterangan tertulis dari humas UGM, Selasa (1/9/2020).

Lanjutnya, meskipun data dari Indonesia ini masih jauh dari ideal dibandingkan data dunia untuk kepentingan data persebaran virus di populasi (epidemiologi), pengembangan vaksin dan/atau terapi COVID-19 di dunia, khususnya di Indonesia. Namun, dengan fakta terdeteksinya virus SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G di Indonesia tersebut.

"Sudah seharusnya semua pihak lebih disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti cuci tangan, menggunakan masker, hindari kerumunan, dan lain sebagainya," ucapnya.

Sampai hari ini, jumlah populasi yang terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia sebesar 25.590.934 kasus dengan angka kematian sebesar 853.415 kasus. Di Indonesia sendiri, sejak diumumkannya pasien pertama COVID-19 pada bulan Maret 2020, per tanggal 31 Agustus 2020 terdapat 174.796 kasus COVID-19 (urutan 23 terbanyak di dunia) dengan 7.417 pasien meninggal.

Akan tetapi, kata Gunadi, data WGS SARS-CoV-2 dari Indonesia yang dipublikasi di GISAID sangat minimal yaitu 24 full-genomes dibandingkan 92.090 full-genomes dari seluruh dunia (1 September 2020).

Padahal, data WGS sangat penting untuk mengetahui epidemiologi (persebaran) virus termasuk jenis mutasi (clade) nya di masyarakat, hubungannya dengan derajat keparahan pasien COVID-19, pengembangan vaksin dan/atau terapi COVID-19 di masa yang akan datang, khususnya di Indonesia.

"Sehingga, data WGS dari isolat Indonesia merupakan suatu keharusan dan bentuk kemandirian jati diri bangsa Indonesia," ujarnya.
https://kamumovie28.com/clover-2/

Komentar

Postingan Populer