2 Hotel di DKI Sudah Layani Isolasi Gratis untuk COVID-19, Ini Syaratnya

 Dua hotel di DKI sudah mulai menerima pasien COVID-19 untuk menjalani isolasi mandiri. Salah satunya hotel Ibis Styles Mangga Dua yang mampu menampung 212 pasien COVID-19.

dr Fify Mulyani, MARS, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menjelaskan hotel disiapkan khusus bagi pasien COVID-19. Tetapi, pasien COVID-19 ditegaskan tidak bisa memilih untuk menjalani isolasi di hotel atau RSD Wisma Atlet.


"Bukan pasien yang menentukan saya mau di sini atau di situ. Tetapi kami melihat dari RSD Wisma Atlet apakah sudah full atau tidak," jelas dr Fify dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube Senin (29/9/2020).


IBIS Styles Mangga Dua untuk wilayah:

- Jakarta Pusat

- Jakarta Utara

- Jakarta Timur


Kapasitas: 212


U Stay Mangga Besar untuk wilayah:

- Jakarta Barat

- Jakarta Selatan


Kapasitas: 240


Lantas bagaimana prosedurnya?

Secara prosedur tata cara pasien Corona yang menjalani isolasi mandiri di hotel sama dengan RSD Wisma Atlet. Biaya perawatan seluruh pasien COVID-19 disebut dr Fify dipastikan gratis ditanggung pemerintah.


- Memiliki bukti hasil tes positif COVID-19

- Mendapat rujukan dari puskesmas

- Ditentukan menjalani isolasi mandiri di hotel/RSD Wisma Atlet

- Difasilitasi bus/ambulans menuju tempat isolasi pasien Corona


dr Fify mengatakan rencananya hotel yang disiapkan untuk isolasi pasien COVID-19 ke depan sebanyak 18 hotel.

https://cinemamovie28.com/maigrets-dead-man/


Warga DKI Masih Cari Hiburan ke Tangsel dan Bekasi, Apa Gunanya PSBB?


Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta kembali diperketat, tidak boleh ada warga yang makan di restoran dan berkerumun. Namun, rupanya ada saja celah warga untuk berkerumun dan mencari hiburan di masa pandemi Corona.

Tak boleh berkerumun di DKI, warga akhirnya beralih mencari hiburan ke Bekasi dan wilayah lain yang relatif longgar dalam menerapkan PSBB. Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, menyayangkan hal ini.


Pasalnya, meskipun sosialisasi sudah dilakukan dengan cukup baik, hal ini menjadi sia-sia jika segelintir orang menjalankan protokol hanya berdasarkan aturan. Tidak datang dari kesadaran diri akan bahaya COVID-19.


"Menurut saya anak-anak muda itu tingkat kepeduliannya kurang. Maunya senang sendiri tetapi susahnya nggak mau tanggung," kata Miko saat dihubungi detikcom, Senin (28/9/2020).


Miko mengatakan, agar efektif dan menimbulkan efek jera, seharusnya anak-anak muda yang berkumpul itu tidak hanya dibubarkan saja, tetapi diberikan hukuman langsung. Setelah itu, diberikan edukasi untuk meningkatkan tingkat kepedulian mereka terhadap kondisi pandemi ini.


"Caranya harus beda, mungkin perlu ditahan seminggu. Kemudian dididik oleh orang yang berpengalaman di bidangnya. Menurut saya, dengan ditahan itu akan memberikan efek jera terhadap perbuatannya," jelasnya.


"Kalau perlu, tempat hiburan ataucafe itu tidak hanya ditutup atau disegel. Tapi pemilik tempat itu juga seharusnya ditahan agar jera dan menaati peraturan yang ada," lanjutnya.

https://cinemamovie28.com/mine/

Komentar

Postingan Populer