Jokowi Mau Gabungkan BUMN Penerbangan dan Pariwisata

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat penyebab utama dari terkontraksinya ekonomi Indonesia adalah sektor pariwisata. Oleh karena itu dia berencana melakukan transformasi dengan menggabungkan BUMN di bidang penerbangan dan pariwisata.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 terkontraksi 5,32%. Jokowi yakin pariwisata menjadi penyebab utamanya.

Dia mencatat pada kuartal II-2020 wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia mencapai 482 ribu orang. Angka itu turun 81% jika dibandingkan kuartal sebelumnya dan turun 87% dibandingkan periode yang sama di 2019.

"Tapi menurut saya, penurunan ini justru menjadi momentum kita untuk konsolidasi, momentum kita untuk transformasi di bidang pariwisata dan juga di bidang penerbangan melalui penataan yang lebih baik mengenai rute penerbangan, penentuan hub, penentuan super hub," ujarnya saat membuka rapat terbatas, Kamis (6/8/2020).

"Kemudian juga kemungkinan untuk menyatukan BUMN penerbangan dan pariwisata sehingga arahnya semakin kelihatan," tambahnya.

Dengan penggabungan BUMN tersebut, Jokowi yakni fondasi ekonomi di sektor pariwisata dan penerbangan bisa semakin kuat.

Jokowi menilai hub penerbangan saat ini di Indonesia terlalu banyak dan tidak merata sebarannya. Dia mencatat setidaknya ada 30 bandara internasional di Indonesia.

"Apakah diperlukan sebanyak ini? Negara-negara lain saya kira tidak melakukan ini, coba dilihat, dan 90% lalu lintas terpusat hanya di 4 bandara. Artinya kuncinya ada di 4 bandara ini di Soekarno-Hatta di Jakarta, Ngurah Rai di Bali, Juanda di Jawa Timur, dan Kualanamu di Sumatera Utara," terangnya.

Pemerintah akan menentukan bandara-bandara yang berpotensi menjadi hub internasional dengan pembagian fungsi yang sesuai dengan letak geografis dan karakteristik wilayahnya. Jokowi mencatat setidaknya ada 8 bandara internasional yang berpotensi menjadi hub dan super hub.

"Agar terjadi sebuah lompatan di sektor pariwisata juga pengelolaan ekosistem pariwisata dan pendukungnya termasuk penerbangan betul-betul harus didesain dengan manajemen yang lebih terintegrasi, lebih terkonsolidasi dari hulu sampai hilir, ini yang tidak pernah dilakukan. Mulai dari manajemen airlines, manajemen bandaranya, manajemen pelayanan penerbangannya yang tersambung dengan manajemen destinasi, tersambung dengan manajemen hotel dan perjalanan dan bahkan sampai kepada manajemen produk-produk lokal dan industri kreatif yang kita miliki," tutupnya.

Alasan Erick Thohir Copot Dirut Asabri

Menteri BUMN Erick Thohir kembali merombak pengurus perusahaan pelat merah. Kali ini, Erick menunjuk R Wahyu Suparyono sebagai direktur utama PT Asabri (Persero) menggantikan Sonny Widjaja. Pergantian direktur utama ini berdasarkan surat keputusan Menteri BUMN SK-264/MBU/08/2020.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, hal itu dilakukan dengan menimbang perlunya penyegaran di tubuh Asabri. Kemudian, juga menimbang masukan dari Kementerian Pertahanan.

"Pergantiannya sih karena sudah perlu penyegaran dan memang masukan juga, kita juga perhatikan juga masukan dari kementerian teknisnya yaitu Kemenhan. Itu juga diperhatikan. Jadi masukan-masukan semua kita perhatikan memang sudah perlu penyegaran di sana," katanya, Rabu kemarin (4/8/2020).

Dalam keterangan Asabri, Corporate Secretary Asabri Mairizal Chaidir menyampaikan apresiasi atas kinerja Sonny yang telah menjabat sebagai direktur utama pada periode 2016-2020.

"Kami mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kontribusi Bapak Sonny Widjaja yang telah diberikan kepada PT Asabri (Persero), dan menyambut baik Bapak R Wahyu Suparyono dengan harapan dapat membawa kemajuan bagi PT Asabri," katanya.

Dengan diangkatnya R Wahyu Suparyono sebagai direktur utama, maka susunan direksi perusahaan sebagai berikut:

Direktur Utama: R Wahyu Suparyono

Direktur SDM dan Hukum: Eko Setiawan

Direktur Keuangan: Helmi Imam Satriyono

Direktur Investasi: Jeffry Haryadi P Manullang
https://cinemamovie28.com/blusukan-jakarta-2/

Komentar

Postingan Populer