54 Persen Warga DKI Percaya Risiko Terpapar Corona Sangat Kecil
Kasus virus Corona di DKI Jakarta masih tinggi. Pada Sabtu (4/7/2020) ada 223 kasus baru Corona di Jakarta. Bagaimana persepsi warga soal risiko atau kemungkinan mereka terpapar virus Corona?
LaporCovid-19.org dan Social Resilience Lab NTU melakukan studi 'Persepsi Risiko Warga DKI pada New Normal' dengan peserta 154.471 ribu warga DKI Jakarta. 63,71 persen dari 154.471 peserta merupakan perempuan, sementara 37 persen lainnya laki-laki.
Hasilnya ditemukan 54 persen warga Jakarta percaya mereka memiliki kemungkinan sangat kecil terpapar virus Corona. Sebanyak 50 persen warga Jakarta juga percaya orang terdekat mereka memiliki kemungkinan sangat kecil terkena virus Corona.
Sementara itu 94 persen peserta ternyata tidak mengenal pasien Corona atau seseorang yang pernah terpapar Corona. Hanya ada kurang dari 3 orang peserta yang mengenal orang yang pernah terpapar Corona.
Associate professor sosiologi kebencanaan dari Nanyang Technological University Singapura, Sulfikar Amir menjelaskan kedua hal tersebut berkaitan. Hal ini bisa berpengaruh pada perilaku dan sikap seseorang karena merasa aman dari virus Corona.
Hasil survei terkait perilaku melawan virus Corona COVID-19 menunjukkan sebagian besar warga Jakarta patuh melakukan social distancing, menggunakan masker, dan mencuci tangan. "Sejauh ini warga memiliki kepatuhan sosial yang cukup tinggi dalam hal menjaga diri di luar rumah seperti perilaku mencuci tangan, penggunaan masker dan jaga jarak. Hasilnya 90 persen warga tertib mencuci tangan, 97 persen menggunakan masker dan 90 persen memperhatikan social distancing." jelas Sulfikar Amir saat menjelaskan hasil survei melalui Webinar pada Minggu (5/6/2020).
Namun, Sufikar menyebut kepatuhan mereka untuk menerapkan protokol kesehatan bisa saja tidak dilakukan dengan baik. Karena hal ini kembali lagi pada keraguan sebagian besar warga Jakarta terhadap risiko paparan virus Corona.
"Seperti mereka keluar pakai masker tetapi tidak menganggap mereka akan terkena virus Corona COVID-19. Mereka memakai maskernya nggak rapat. Jaga jarak kemudian tidak dilakukan secara konsisten," kata Sulfikar.
Mr P Gampang Kesemutan Saat Gowes, Harus Bagaimana?
Jika rasa nyeri seperti kesemutan muncul di area intim pria saat bersepeda, masih bisakah dikatakan normal? Apakah kondisi tersebut berbahaya bagi kesuburan atau alat reproduksi pria?
Ahli urologi Dr dr Dwi Iswanto, SpU dari RS Primaya Hospital Bekasi Timur, menjelaskan keluhan kesemutan di area intim memang kerap dikeluhkan para pesepeda, terutama kesemutan di area lipat paha bagian bawah. dr Dwi menegaskan umumnya kondisi ini lebih banyak dirasakan oleh para pemula pesepeda usai berolahraga berjam-jam.
Normalkah Mr P kesemutan saat gowes?
"Nggak, itu karena ada tekanan di daerah selangkangan. Aliran darah yang di situ berkurang. Itu seperti tangan kita diikat gitu ya lama-lama kan kesemutan," jelas dr Dwi.
"Di sini biasanya ada rasa nyeri, apalagi yang baru bersepeda itu biasanya setelah beberapa jam itu akan terasa kurang nyaman seperti kesemutan di lipat paha di bagian bawah atau selangkangan ya bahasa awamnya, itu akan terasa nyeri," kata dr Dwi.
Jika mengalami kondisi tersebut dr Dwi menyarankan untuk berhenti dan istirahat terlebih dahulu. "Tolong Anda berhenti, istirahat dulu, jangan jalan dulu," lanjut dr Dwi.
Meski begitu, dr Dwi menegaskan hingga saat ini belum ada satu studi pun yang menunjukkan adanya masalah kesuburan yang disebabkan karena bersepeda. Gangguan di prostat akibat kesemutan saat bersepeda pun hanya akan menimbulkan rasa kurang nyaman.
"Karena ada gangguan di prostatnya maka itu akan sedikit kurang nyaman, kalau untuk kesuburan sendiri belum ada (penelitiannya). Prostat ini adalah salah satu sarana atau trasportable dari sperma jadi kalau itu nyeri nggak bisa mungkin berhubungan badan, karena nyeri," jelas dr Dwi.
https://indomovie28.net/fairy-tail-episode-313-subtitle-indonesia/
Komentar
Posting Komentar