Mengenal Tes Serologi COVID-19 Berbasis Lab, Sensitivitas Diklaim 100 Persen

Tes serologi virus Corona COVID-19 diklaim memiliki sensitivitas deteksi hingga 100 persen. Sebenarnya seperti apa sih tes serologi antibodi SARS-CoV-2 berbasis lab?
Tes serologi antibodi SARS-CoV-2 berbasis lab adalah tes untuk mendeteksi antibodi baik Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG) terhadap SARS-CoV-2 dalam darah. Cara mendeteksinya dilakukan dengan mengambil darah pasien dan dimasukkan ke tabung darah untuk diproses di laboratorium.

Hasil dari tes serologi ini bisa reaktif dan non reaktif. Kalau hasilnya reaktif kemungkinan tubuh kamu mengandung antibodi SARS-CoV-2. Antibodi reaktif tidak selalu diartikan virus sedang aktif dalam tubuh. Antibodi juga bisa terdeteksi karena adanya infeksi yang terjadi di masa lampau.

Jika dinyatakan reaktif, kamu perlu melakukan isolasi diri sebelum melanjutkan tes PCR untuk memastikan positif atau negatif Corona karena tes antibodi bukan diagnosis pasti. Lain halnya jika kamu dinyatakan non reaktif, kemungkinan besar tubuh kamu belum memiliki antibodi saat ini. Namun hasil antibodi SARS-CoV-2 non reaktif bukan berarti bahwa tubuh tidak terinfeksi virus Corona COVID-19.

Disarankan untuk sebaiknya menjalani tes antibodi ulang dalam waktu 7-10 hari agar memastikan apakah kamu benar-benar terinfeksi Corona atau tidak. "Konsultasi dengan dokter untuk melihat faktor risiko lain. Tetap lakukan physical distancing (jaga jarak), terapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat, cuci tangan, serta gunakan masker jika keluar rumah," demikian dikutip dari rilis Siloam Hospitals, Rabu (10/6/2020).

Lalu apa bedanya dengan Real Time PCR dan Rapid Test?
Sebenarnya yang dideteksi sama dengan rapid test yaitu antibodi SARS-CoV-2. Namun untuk mengetahui apakah seseorang sudah terinfeksi virus Corona COVID-19 atau belum, tes serologi antibodi SARS-CoV-2 berbasis laboratorium ini pengerjaannya dilakukan oleh instrumen robotik sehingga akurasi dari pengerjaan diklaim lebih baik dan deteksi antibodinya diklaim lebih objektif daripada rapid test.

Sedangkan bedanya dengan Real Time Reverse Transciption (RT) PCR SARS-CoV-2 adalah pemeriksaan untuk deteksi materi genetik SARS-CoV-2. RT-PCR dapat dikatakan sebagai gold standard untuk deteksi SARS-CoV-2. RT PCR SARS-CoV-2 hanya dapat dilakukan di beberapa laboratorium di Indonesia karena memerlukan laboratorium dengan spesifikasi ruangan, alat dan reagen khusus, tenaga ahli, serta proses yang lebih lama.

Viral Kisah Survivor Corona Berobat di RS Swasta Habis Rp 70 Juta

 Baru-baru ini viral di media sosial soal mahalnya biaya perawatan pasien virus Corona COVID-19. Warganet ramai menyoroti unggahan seorang survivor COVID-19 dalam sebuah utas di Twitter yang menunjukkan total biaya perawatan pasien Corona ternyata mencapai puluhan juta rupiah.
Saat dikonfirmasi detikcom, Juno (35) membenarkan unggahannya tersebut. Namun ia meluruskan, biaya yang ia keluarkan senilai 70 juta rupiah adalah total dari pertama kali ia belum dinyatakan positif virus Corona karena hasil swab belum keluar.

Selesai menjalani perawatan selama 9 hari di rumah sakit swasta kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, ia diperbolehkan pulang tetapi belum mendapatkan hasil tes swab. Hasil baru keluar saat ia sudah kembali ke tempat kostnya.

⭐Juno⭐
@jtuvanyx
Ini biaya perawatan gw sblm masuk Wisma Atlet dulu. Krn hasil swab blm keluar jd merujuk pd diagnosa Bronchopneumonia (BP).

Kalo ada tmn/kenalan kalian yg bkeliaran di luar tnp masker dan ga soc distancing sodorin tagihan ini aja

Udah siap bayar biaya2nya kalo kena Covid?

Hasil tes swab menunjukkan dirinya positif Corona, beruntung ia mendapat rekomendasi dari salah satu dokter di RS rujukan COVID-19 untuk segera dirawat di sana. Akhirnya Juno pun menjalani hari-harinya melawan Corona di RS Wisma Atlet selama sebulan penuh.

"Kemudian kalau misalkan di RS Wisma Atlet selama sebulan di rumah sakit itu gratis semuanya, selama sebulan itu saya gratis. Mendapatkan fasilitas, pengobatan, dan lain-lain itu gratis saya nggak bayar apapun," ujar Juno saat dihubungi detikcom Kamis (11/6/2020).

"Kalau di RS swasta yang di awal sebelum ke RS Wisma Atlet dan sesudah ke Wisma Atlet itu total saya menghabiskan 70 juta, dan itu dicover sama asuransi saya. Dan itu hanya sifatnya pengobatan ya, ibaratnya saya cuma numpang nginep doang, karena ya saya nggak ada tindakan apapun karena memang Puji Tuhan nggak ada sesak napas atau hal-hal yang begitu mengkhawatirkan gitu ya," lanjutnya.
https://nonton08.com/cast/ashleigh-lathrop/

Komentar

Postingan Populer