Iran Temukan Obat Virus Corona, Diklaim Mampu Turunkan Gejala dalam 48 Jam
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Iran mengumumkan bahwa pengujian obat 'actemra' terhadap pasien infeksi virus corona COVID-19 dengan gejala berat, telah menunjukkan hasil yang positif.
Dikutip dari Tehran Times, pengujian obat ini dilakukan di salah satu rumah sakit di Isfahan. Ketika diberikan actemra, gejala pada pasien mengalami penurunan hanya dalam waktu 48 jam.
"Ini menjadi percobaan kasus pertama dan gejala penyakit pada pasien membaik dalam 48 jam setelah penggunaan," kata juru bicara Kemenkes Iran, Kianoush Jahanpur, Rabu (11/3/2020), dikutip dari Iran Front Page.
"Obatnya menunjukkan respons yang relatif positif 24 jam setelah injeksi pertama, tetapi masih terlalu cepat untuk membuat keputusan," lanjutnya.
Selama beberapa hari ke depan, uji cobaactemra akan terus dilanjutkan kepada beberapa pasien lainnya. Apabila efek yang dihasilkan relatif baik pada setiap pasien,actemra akan dimasukkan ke dalam daftar obat-obatan negara
Guru Besar UI Sarankan Ungkap Daerah Persebaran Corona, Ini Alasannya
Virus corona Covid-19 telah merebak ke beberapa daerah di Indonesia. Namun pemerintah belum mengungkap terkait daerah-daerah mana saja yang berisiko tertular virus corona Covid-19.
"Mohon maaf nggak bisa kita buka lebar-lebar (data) karena responsnya macam-macam. Kita tahu pengalaman kemarin ditolak mentah-mentah, pada saat kita memutuskan Natuna sebagai tempat pemantauan. Oleh karena itu, kita harus hati-hati," ujar juru bicara pemerintah untuk urusan virus Corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Selasa, (10/3/2020).
Menanggapi hal ini, Prof dr Ascobat Gani, MPH, DrPH, Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyarankan pemerintah untuk transparan. Menurutnya, pemerintah lebih baik mengungkap daerah yang berisiko.
"Supaya masyarakat aware, kita nggak bisa tutup-tutupi, ini epidemi kan bukan masalah pemerintah saja, masalah masyarakat. Nggak ada epidemi apalagi pandemi ini hanya bisa diselesaikan oleh masyarakat saja, atau pun pemerintah saja, ya kan, ini kerja sama pemerintah dan masyarakat kan," jelasnya saat dihubungi detikcom Jumat (13/3/2020).
Menurut Prof Ascobat, masyarakat adalah pertahanan pertama. Jika masyarakat mengetahui daerah berisiko, sadar akan pencegahan, penyebaran virus tersebut bisa dicegah secara optimal.
"Jadi itu umumkan saja misalnya kita tahu satu wilayah, jadi kita berhati-hati, dan juga diumumkan supaya apa, jika nanti pemerintah tiba-tiba menutup pertandingan olahraga ini seperti di Italia, kan masyarakat sudah tahu sebabnya, jangan tiba-tiba sekolah ditutup, terus kita nggak tahu dan bertanya kenapa sekolah ditutup," pungkasnya.
Panik Gegara Penumpang Bersin, Pesawat United Airlines Mendarat Darurat
Pesawat United Airlines rute Eagle-Newark pada hari Minggu (8/3/2020), terpaksa harus melakukan pendaratan darurat di Denver, Colorado. Hal ini disebabkan karena kegaduhan yang terjadi akibat salah satu penumpang bersin dan batuk di dalam pesawat.
Mengutip dari Insider, kepanikan yang terjadi lantaran para penumpang lain mengira orang tersebut terinfeksi virus corona COVID-19. Akhirnya pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat karena keributan yang tak kunjung usai meski kru dan pilot pesawat telah mencoba menenangkan para penumpang.
Setelah pesawat berhasil mendarat di Denver, para petugas langsung melakukan pengecekan terhadap penumpang tersebut dan hasilnya ia sama sekali tak memiliki demam.
"United Airline rute Eagle-Newark dialihkan ke Denver karena keributan yang terjadi akibat sejumlah penumpang," ujar pihak maskapai United Airlines.
"Setelah mendarat dengan selamat, pihak berwenang segera masuk. Para penumpang dipindahkan dan diizinkan melakukan penerbangan kembali ke Newark," tuturnya.
https://cinemamovie28.com/cast/mario-maurer/
Komentar
Posting Komentar