Hal-hal yang Perlu Diperhatikan agar Anak Tak Stres saat Belajar di Rumah
Semasa pandemi Corona, anak-anak diharuskan belajar dari rumah untuk cegah penyebaran virus Corona. Kegiatan pembelajaran pun dirubah menjadi online.
Tak sedikit keluhan terkait belajar dari rumah ini muncul. Terlebih di kala tugas yang diberikan pihak sekolah pada anak saat belajar dari rumah terlalu banyak.
Psikolog Ghianina Armand, MSc, Child Development, Konselor dari Personal Growth mengingatkan banyaknya tugas yang diberikan kepada anak semasa belajar dari rumah dapat mempengaruhi psikologis anak.
"Seperti stres, frustasi yang menyebabkan anak tidak termotivasi dan proses pembelajaran menjadi tidak efektif," kata Ghianina saat dihubungi detikcom, Kamis (4/6/2020).
Tak hanya itu, Ghianina menyebut terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi anak ketika belajar di rumah. Salah satunya suasana yang kurang nyaman.
"Selain itu, setting dan suasana belajar di rumah yang kurang nyaman untuk anak, serta peran keluarga yang kurang mendukung juga bisa mempengaruhi kondisi psikologis anak selama masa karantina dan mengganggu efektivitas proses anak belajar di rumah," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, psikolog anak Gracia Ivonika, MPsi dari Personal Growth mengingatkan orang tua untuk memantau kondisi anak saat belajar di rumah. Hal ini untuk menghindari kondisi psikologis yang anak rasakan saat belajar di rumah terlebih dengan tugas yang menumpuk.
"Orang tua perlu aware dengan tanda-tanda stres atau frustrasi yang dialami anak selama belajar di rumah," ujar Gracia saat dihubungi detikcom, Kamis (4/6/2020).
"Sehingga orang tua dapat memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan anak, termasuk berdiskusi dengan guru atau pihak sekolah," pungkasnya.
Anak Masih Tetap Belajar di Rumah, Kapan Idealnya Sekolah Kembali Dibuka?
Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyatakan tahun ajaran baru bakal dimulai sesuai jadwal yang ada. Namun, ia menyebut kegiatan belajar mengajar ini bakal tetap dilaksanakan di rumah.
"Kegiatan belajarnya untuk sementara tetap di rumah masing-masing," kata Muhadjir kepada detikcom, Kamis (4/6/2020).
Lalu kapan idealnya sekolah bisa kembali dibuka?
Ketua Satuan Tugas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) Prof dr Cissy B Kartasasmita mengatakan kebijakan dibukanya kembali sekolah masih perlu dievaluasi setidaknya hingga Desember mendatang.
"Kalau IDAI minta sampai Desember dievaluasi terus, disiapkan, memang harus disiapkan kan, sekolahnya disiapkan, gurunya disiapkan, anaknya disiapkan sehingga pada waktu Januari bisa dilaksanakan," jelasnya dalam 'Webinar Anak dan Covid-19 Sekolah di Rumah, Sampai Kapan?' pada Kamis (4/6/2020).
Menurut Prof Cissi penting untuk memperhatikan kesiapan guru, anak, dan juga orang tua saat sekolah nantinya kembali berjalan. Hal ini demi mewaspadai jika nantinya akhir pandemi Corona mundur.
"Kalau seandainya pandemi ini mundur lebih dari Januari kan sudah siap sekarang dengan keadaan baru new normal untuk anak sekolah," kata Prof Cissi.
"Bahwa anak kembali sekolah yang penting adalah dari keluarganya disiapkan, dari anaknya, jumlah muridnya, mungkin nanti ke depan juga murid terbatas. Jadwal kegiatannya juga diperhatikan apa mau digilir pagi sore atau selang sehari, kurikulumnya itu juga tetap harus ditinjau kembali. Cara pemberian pembelajarannya selama di rumah gimana, nanti sesudah masuk gimana, semua harus disiapkan," lanjut Prof Cissi.
https://cinemamovie28.com/cast/andreas-patton/
Komentar
Posting Komentar