WHO Sebut Suntik Disinfektan ke Tubuh untuk Lawan Corona Berbahaya
Presiden AS Donald Trump sempat menyinggung soal menyuntikkan disinfektan ke dalam tubuh untuk melawan virus Corona COVID-19. Belakangan ia mengklarifikasi bahwa itu hanya sarkasme, namun ada sebagian orang yang menganggapinya serius dan mengikutinya.
Dampak dari komentar kontroversial Trump itu, banyak warga di negara bagian Maryland yang menanyakan efektivitas mengkonsumsi atau menyuntikkan disinfektan dalam mengobati virus Corona. Gubernur Maryland, Larry Hogan, mengakui kantornya menerima ratusan telepon dari warga yang penasaran.
Negara bagian Illinois juga melaporkan banyaknya panggilan telepon serupa soal suntikan disinfektan. Direktur Kesehatan Publik Illinois, Dr Ngozi Ezike, menyebut beberapa panggilan melibatkan seseorang yang menggunakan larutan berbasis detergen untuk menghilangkan sinus dan seseorang yang berkumur dengan obat kumur dicampur cairan pemutih untuk membunuh kuman.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya memberi klarifikasi bahwa menggunakan disinfektan ke tubuh dengan cara apapun adalah tindakan berbahaya. WHO menegaskan disinfektan hanya disarankan untuk membersihkan permukaan benda.
"Dalam kondisi apapun jangan pernah menyemprot atau mengenalkan pemutih atau disinfektan jenis lain ke dalam tubuh. Senyawa ini beracun bila sampai tertelan dan dapat menyebabkan iritasi serta kerusakan pada kulit dan mata," tulis WHO di Twitter pada 30 April 2020.
"Menyemprot atau mengenalkan pemutih atau disinfektan ke dalam tubuh tidak akan melindungi kamu dari COVID-19. Malah berbahaya," lanjutnya.
WHO Investigasi Corona Sebabkan Komplikasi Peradangan Langka Pada Anak
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut ada laporan anak-anak di beberapa negara mengalami komplikasi peradangan akibat infeksi virus Corona. Beberapa ahli menyebut komplikasi ini mirip seperti yang terjadi pada kondisi langka sindrom Kawasaki.
"Kami meminta jaringan klinisi global untuk waspada dan merekam informasi terkait kejadian ini secara sistematis, sehingga kami bisa memahami dan membuat panduan perawatan yang lebih baik," kata ahli epidemiologi WHO, dr Maria van Kerkhove, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (30/4/2020).
WHO menegaskan orang tua tak perlu terlalu khawatir terhadap informasi ini. Alasannya karena hanya sebagian kecil saja anak yang terinfeksi virus Corona mengalami komplikasi parah.
"Saya ingin menekankan pada seluruh orang tua di luar sana bahwa banyak, sekali lagi banyak anak-anak yang terinfeksi COVID hanya akan mengalami gejala ringan dan bisa sembuh total," kata salah satu ahli WHO Dr Mike Ryan.
Sindrom Kawasaki adalah penyakit yang sampai sekarang menjadi misteri karena tidak diketahui pasti penyebabnya, namun diduga memang kemungkinan awal dipicu oleh infeksi. Penyakit ini menyebabkan dinding pembuluh darah meradang sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah.
dr Sukman T Putra, SpA(K), FACC, dari Eka Hospital BSD pernah menjelaskan penyakit Kawasaki umumnya dapat sembuh tanpa menimbulkan masalah, namun bila tak ditangani dengan baik sekitar 5-20 persen pasien anak bisa alami komplikasi jantung.
Komentar
Posting Komentar