Sahur Hanya dengan Mie Instan, Ini Efek yang Bisa Terjadi pada Tubuh

Mi instan kerap jadi menu favorit orang-orang di masa sulit karena sifatnya yang praktis dan rasa lezat. Hanya patut diketahui bahwa mi instan saja sebetulnya tidak cocok jadi makanan sahur di bulan Ramadhan ini.
dr Hendra Nurjadin, SpPD-KGEH, dari RS Mayapada Tangerang menjelaskan kandungan nutrisi yang ada pada mi instan hanya karbohidrat. Oleh karena itu bila nekat hanya sahur dengan mi instan maka kebutuhan gizi harian lain seperti protein, lemak, serat, dan vitamin tidak terpenuhi.

"Kalau kita hanya makan karbohidrat, ya kita akan kekurangan gizi. Karena kita hanya dipenuhi oleh karbohidrat saja, itu tidak sehatnya dengan mi instan," kata dr Hendra beberapa waktu lalu.

Mi instan juga umumnya termasuk ke dalam sumber pangan karbohidrat sederhana. Artinya tubuh bisa lebih cepat mencerna mi dan mendorong rasa lapar saat puasa.

Ahli gizi dr Diana F Suganda, MKes, SpGK, lebih jauh menerangkan mi instan memiliki kadar garam yang tinggi. Efeknya tubuh akan lebih mudah kekurangan cairan.

"Garam sifatnya menarik cairan. Kamu akan haus seharian. Makin haus, Makin dehidrasi," kata dr Diana.

Bila memang harus sahur dengan mi instan, para ahli menyarankan tambah lauk-pauk dan sayuran untuk menyeimbangkan kadar gizinya.

Di Tengah Pandemi Corona, Penyakit Kencing Tikus Tewaskan 1 Orang di Klaten

Penyakit kencing tikus atau leptospirosis menggemparkan Klaten, Jawa Tengah. Penyakit yang disebabkan bakteri leptospira di kencing tikus itu sudah merenggut 1 korban jiwa.
"Sejak bulan Januari-Maret, ada satu korban jiwa. Waspadai karena leptospirosis gejalanya sangat umum," ungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemkab Klaten dokter Anggit Budiarto pada detikcom, Jumat (1/5/2020).

Anggit menjelaskan, data sejak bulan Januari sudah ditemukan kasus terkonfirmasi leptospirosis. Pada bulan Januari ada 5 kasus dengan 1 meninggal.

"Januari ada 5 kasus dengan 1 orang meninggal. Pada bulan Februari ada 2 kasus tanpa korban jiwa dan Maret ada 4 kasus juga tidak ada korban jiwa," lanjut Anggit.

Untuk kasus bulan April, jelas Anggit, belum masuk laporannya. Namun dinas berharap tidak ada lagi tambahan.

"Semoga tidak ada tambahan. Sebab leptospirosis itu gejalanya seperti gejala umum demam, ngilu, pandangan tidak nyaman, nafsu makan turun," sambung Anggit.

Apabila mengalami gejala-gejala tersebut, tambah Anggit, disertai ada riwayat pekerjaan di tempat yang becek dan kotor serta ada luka, lebih baik segera periksakan diri.

"Gejala leptospirosis itu sangat umum. Bisa dianggap sepele karena rumangsane ( dikiranya) masyarakat cuma kelelahan," kata Anggit.

Sementara, lanjut Anggit, data tahun 2019, Dinkes mencatat ada 41 kasus leptospirosis. Dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 6 orang sehingga masyarakat diminta tetap waspada.

"Masyarakat waspada karena itu kuncinya. Semua penyakit itu pokoknya berbahaya sehingga harus dicegah dengan hidup sehat, makan bergizi, waspadai gejala, periksa diri dan lainnya," pungkas Anggit.

Komentar

Postingan Populer