Lockdown Corona Dilonggarkan, Warga India Antre Beli Miras
Warga di India mengantre di toko minuman keras untuk membeli alkohol setelah pemerintah mulai melonggarkan lockdown virus corona, Senin (4/5).
Ratusan orang itu berdesakan meski petugas telah membuat tanda yang mengatur jarak antara warga saat mengantre. Aturan jaga jarak gagal diterapkan karena warga telah berkumpul di toko minuman keras sejak dini hari.
"Kami telah mengurung diri selama lebih dari sebulan," kata Asit Banerjee, 55, kepada AFP saat mengantre di Kolkata. "Alkohol akan memberi kita energi untuk menjaga jarak sosial selama pandemi," katanya.
Polisi terpaksa memukul mundur orang-orang yang berdesakan tersebut dengan tongkat guna mencegah penularan Covid-19.
Di sejumlah lokasi seperti Ghaziabad, di negara bagian Uttar Pradesh, polisi langsung menutup toko-toko setelah terjadi antrean panjang. "Salah satu toko dibuka pagi hari tetapi bentrokan pecah ketika banyak orang berkumpul," kata seorang petugas polisi .
Seorang berusia 25 tahun bernama Sagar, mengatakan sengaja pergi ke sebuah toko minuman keras di Delhi pada pukul 7.30 pagi. Dia mengaku senang mengetahui toko dibuka lebih awal.
"Ada sekitar 20 hingga 25 orang di pagi hari dan toko itu buka sekitar dua jam," katanya. "Orang-orang di barisan lima diizinkan masuk. Sekarang mereka sudah menutupnya."
Meskipun ilegal di beberapa negara seperti Gujarat, Perdana Menteri Narendra Modi, menyebut konsumsi alkohol meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir karena kelas menengah negara itu telah tumbuh.
Pemerintah India memutuskan melonggarkan penguncian wilayah atau lockdown setelah 40 hari kebijakan itu berlangsung.
Beberapa pemimpin negara memang mendorong agar toko minuman keras dibuka kembali lebih awal, dengan alasan uang dari penjualan alkohol adalah sumber utama pendapatan pajak.
Media lokal melaporkan, pemerintah Delhi menyatakan akan membebankan 70 persen biaya khusus penanganan corona pada penjualan minuman keras.
Pemerintah menganggap penutupan ketat hampir semua kegiatan sejak akhir Maret berhasil menekan penyebaran virus corona.
Hingga Selasa pagi (5/5) negara dengan populasi 1,3 miliar orang itu mencacatkan 46.437 kasus virus corona, 1.566 kematian dan 12.847 dinyatakan sembuh.
Meski demikian, penguncian total itu juga berdampak pada pekerja di sektor informal India. Jutaan pekerja diperkirakan kehilangan pekerjaan, dan memberikan pukulan telak bagi ekonomi terbesar ketiga di Asia itu.
Setelah memberikan relaksasi untuk industri dan pertanian, pada Senin sejumlah kantor di India diizinkan beroperasi dengan kapasitas sepertiga karyawan. Toko-toko tertentu diizinkan untuk dibuka, dan beberapa mobil dan sepeda motor diperbolehkan melintas.
Kematian akibat Corona di Dunia Tembus 250 Ribu Orang
Lebih dari 250 ribu orang di seluruh dunia meninggal akibat virus corona dengan sebagian besar korban ada di Eropa dan Amerika Serikat.
Berdasarkan penghitungan resmi AFP pada Senin (4/5), AS menjadi negara dengan kematian terbanyak yakni 68.689 orang. Sedangkan Eropa adalah benua paling terpukul dengan 145.023 kematian karena Covid-19.
Sejak muncul di China pada Desember 2019 lalu, virus corona telah menginfeksi lebih dari 3,5 juta orang dan menghancurkan ekonomi di seluruh dunia. Dari jumlah itu, 1.192.920 di antaranya dinyatakan sembuh.
Italia menjadi negara dengan kematian corona terbanyak kedua setelah AS dengan mencatatkan 29.079 pasien, kemudian disusul Inggris 28.734, Spanyol 25.428, dan Prancis yang mengonfirmasi 25.201 korban meninggal.
Berdasarkan data statistik Worldometer, AS saat ini memiliki 1.211.432 kasus virus corona. Sementara ada lebih dari 1,5 juta infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi di Eropa.
Virus corona mulai merebak sejak akhir 2019 di Kota Wuhan, China. Diduga virus itu berasal dari hewan lalu menular kepada manusia. Virus itu kemudian menyebar ke penjuru negeri dan bahkan lintas negara.
Di China sendiri, penyebaran kasus corona mulai melambat. China bahkan telah mencabut lockdown di wilayah-wilayah yang menjadi zona merah.
Kehidupan di sana berangsur normal, sejumlah sekolah mulai beroperasi, dan lokasi wisata kembali dibuka. China hingga kini memiliki 82.880 kasus virus corona, 4.633 kematian, dan 77.766 pasien dinyatakan sembuh.
Komentar
Posting Komentar