Kalbe Gandeng Perusahaan Obat Korea Kembangkan Vaksin Corona

 PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan perusahaan obat biologi dari Korea Selatan Genexine Inc untuk mengembangkan vaksin virus corona baru (covid-19).

Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk dan Genexine Inc, membentuk perusahaan perusahaan (joint venture) dalam mengembangkan dan membuat bahan baku obat-obatan bioteknologi di Indonesia.

Kedua perusahaan tersebut sepakat untuk melakukan uji klinik GX-19 di Indonesia, yakni pengembangan vaksin DNA terhadap virus corona baru pada Juni 2020.

Uji klinik tersebut juga melibatkan Genexine, Binex, the International Vaccine Institute(IVI), GenNBio, the Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST), dan Pohang University of Science & Technology (POSTECH).

Direktur PT Kalbe Farma Tbk Sie Djohan berharap penelitian dan ujicoba vaksin Covid-19 itu secara cepat bisa mendapatkan hasil, sehingga kebutuhan vaksin di Indonesia dapat terjamin ketersediaannya.

"Kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 ini merupakan kontribusi Kalbe untuk membantu pemerintah mengatasi pandemi covid-19 di Indonesia," kata Djohan dalam keterangan resminya, Kamis (28/5).

Riset vaksin ini sendiri telah dilakukan kepada Primata, dan telah terbukti telah menghasilkan antibodi yang mampu menetralisir virus Corona Baru, sehingga tahap berikutnya akan diuji kepada manusia.

Sie menambahkan bahwa Kalbe akan menggandeng lembaga pemerintah terkait untuk berkolaborasi mengembangkan vaksin covid-19 ini sehinggga proses penelitiannya berjalan lancar dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia.

Menristek Ungkap Kendala Peneliti Buat Vaksin Corona

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan pengembangan vaksin virus corona menghadapi tantangan berupa tingkat kompleksitas penyakit.

"Ternyata juga ada jenis penyakit yang sampai hari ini tidak ada vaksinnya, kemudian ada jenis penyakit yang vaksinnya berbeda beda setiap negara atau berbeda-beda setiap masa," kata Bambang yang juga menjabat Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional itu mengutip Antara, Rabu (27/5).

Bambang menuturkan yang belum bisa ditemukan atau disepakati oleh para peneliti vaksin di berbagai negara adalah mengenai karakter biologis virus corona penyebab Covid-19.

Upaya untuk mengenal karakter biologis virus itu masih terus dilakukan peneliti di dunia terutama melalui identifikasi hasil urutan genom (whole genom sequencing) virus SARS-CoV-2 yang beredar di dunia.

"Apakah vaksin Covid-19 ini akan punya karakter seperti polio misalkan atau lebih seperti demam berdarah atau seperti vaksin flu atau seperti pneumokokus, atau seperti apa," tutur Bambang.

Bambang mengatakan jika melihat karakter vaksin yang sudah ada di dunia untuk berbagai jenis penyakit dapat diketahui satu jenis vaksin hanya bisa dipakai untuk satu jenis penyakit, seperti vaksin polio, vaksin difteri dan vaksin hepatitis.

Ada vaksin yang setiap dua tahun harus dimodifikasi atau harus ditinjau karena virusnya mengalami perubahan atau bermutasi yakni vaksin influenza.

Peninjauan berkala terhadap vaksin influenza menjadi satu syarat untuk memastikan efektivitas dari vaksin itu.

"Vaksin flu yang diberikan tahun ini misalkan itu bisa beda dengan 2 tahun kemudian," tuturnya.

Di tingkat kompleksitas lebih tinggi, ada vaksin yang harus dibuat mencakup empat jenis serotipe berbeda tapi harus dengan antibodi yang sama, yakni vaksin dengue.

Di kasus lain, ada vaksin yang hanya cocok untuk daerah tertentu. Jadi, vaksin yang cocok digunakan di daerah A belum tentu efektif digunakan di daerah B meskipun jenis vaksinnya sama, sebagai contoh vaksin untuk pneumokokus.

"Sebenarnya yang menjadi tantangan bagi para peneliti vaksin di seluruh dunia yang pertama apakah mereka bisa menemukan vaksin, yang kedua kalau bisa menemukan apakah yang ditemukan ini hanya untuk strain virus tertentu atau jenis virus tertentu atau bisa semua jenis virus Covid-19 yang beredar," tuturnya.

Jika nanti ada negara lain yang lebih dulu menemukan vaksin sebelum Indonesia, maka harus diperiksa secara komprehensif untuk mengetahui efektif tidaknya vaksin tersebut untuk Indonesia.
https://indomovie28.com/cast/james-palumbo/

Komentar

Postingan Populer