Kreativitas Hotel untuk Bertahan di Tengah Corona
Pandemi corona yang terjadi di Indonesia turut menurunkan tingkat okupansi hotel. Menyiasati hal tersebut, grup hotel ini tak hilang akal.
Sudah bukan rahasia umum, kalau tak sedikit pelaku industri perhotelan yang merugi di tengah pandemi corona. Kreativitas para pelaku perhotelan pun diuji untuk bertahan di masa yang sulit ini.
Salah satunya adalah Grup Parador Hotels & Resort yang berkreasi lewat layanan antar makan #dirumahaja di tengah merebaknya Covid-19. Sambil mendukung program pemerintah terkait physical distancing, mereka tanggap menyediakan layanan berupa katering makanan enak dan sehat.
"Parador Hotels & Resorts mendukung kebijakan pemerintah Indonesia dengan mementingkan keamanan dan kesehatan pelanggan kami. Layanan pesan antar ini merupakan solusi yang kami tawarkan bagi siapapun yang sedang #dirumahaja," ujar Pramita Sari, Director of Communications Parador Hotels & Resorts dalam pres rilisnya seperti diterima detikcom, Rabu (1/4/2020).
Terkait menu makanan yang ditawarkan, kembali lagi ke aneka restoran yang ada di hotel Grup Parador Hotels & Resort. Traveler tentunya harus mengetahui setiap lokasi hotel mereka dan menu restoran hotel yang disajikan.
"Kami juga ingin memberikan pilihan hidangan makanan yang lebih bervariasi lagi kepada masyarakat, khususnya di wilayah Gading Serpong, Tangerang, Magelang dan Malang untuk bisa tetap menikmati hidangan hotel namun tetap berada di dalam rumah, praktis dan hemat," ujar Sari.
Lebih lanjut, hotel dari Grup Parador Hotels & Resort yang membuka layanan antar makanannya adalah Atria Hotel Gading Serpong, Atria Residences Gading Serpong, Ara Hotel Gading Serpong, Fame Hotel Gading Serpong, Atria Hotel Magelang dan Atria Hotel Malang.
Ditulis dalam siaran persnya, harga makanan yang ditawarkan mulai dari Rp 19.000 per porsi. Tentu bisa jadi opsi bagi para traveler yang berdomisili dekat hotel Grup Parador Hotels & Resort di atas.
Belum Pulih Dihajar Banjir Jakarta, Penyedia Tur Ambyar karena Corona
Wabah virus Corona mematikan pariwisata Indonesia. Penyedia tur pun menganggur lebih lama lagi setelah babak belur oleh banjir Jakarta.
Banjir Jakarta di awal Januari menjadi pukulan di awal 2020 bagi penyedia tur dan guide. Mereka harus menerima pembatalan dari traveler asal ibu kota.
"Aku malah kenanya dari Januari, saat Jakarta banjir. Efeknya klien pada batal, klien dari Jakarta yang mau tur ke luar Jakarta. Juga klien yang akan ke Pulau Seribu, batal semua," kata Lazuari, tour planner Akar Rumput Adventure (ARA), dalam perbincangan dengan detikcom.
Lazuardi sempat bernapas lega setelah banjir Jakarta surut. Dia mendampingi dua rombongan traveler untuk melancong di area Jawa Tengah usai banjir Jakarta. Ya, seperti yang sudah-sudah, wisata Indonesia boleh dibilang tak mengenal musim, musim hujan atau kemarau tak bikin surut hasrat melancong traveler Indonesia.
"Setelah banjir, di akhir Januari itu masih ada beberapa tur yang dijalankan, tapi kemudian Corona sampai ke Indonesia jadinya Februari dan Maret dibatalkan tiga sampai empat grup," kata pria 37 tahun tersebut.
Beruntung, klien tak semua klien ARA itu membatalkan perjalanan. Sebagian bisa diajak kompromi untuk menjadwal ulang agenda jalan-jalan.
"Karena kami juga harus menyiasati down payment (DP) hotel dan bus yang sudah dibayarkan, jadi saya ajak bicara agar mereka bersedia untuk melakukan reschedule ke bulan Juli," Lazuardi menjelaskan.
"Corona ini betul-betul membuat wisata Indonesia mati total," dia menambahkan.
Senada, pemilik The Central Java, Setiawan (29 tahun), kehilangan job setelah wabah virus Corona baru (Covid-19) menghantam Indonesia. Setiawan yang berfokus melayani tur pendakian gunung di Jawa mati kutu.
Komentar
Posting Komentar