25 Fakta Mengejutkan dari Dunia Traveling (Bagian III)
Dunia traveling memiliki begitu banyak sisi unik. Mulai dari penerbangan hingga kebiasaan warga lokal, inilah puluhan fakta yang terbilang mengejutkan itu.
Diberitakan Lonely Planet, keunikan dunia traveling yang pertama adalah adanya penerbangan terpendek di dunia. Lalu, ada negara yang tak memiliki sungai hingga topping pizza tak malah paling populer di Swedia.
Tanpa basa-basi lagi, inilah lanjutan 25 fakta unik dunia traveling yang pasti akan mengejutkanmu. Ini bagian ketiga dari nomor 16-25:
Hal unik tentang landmark atau ikon negara
16. Terlepas dari apapun, Tembok Besar China tidak terlihat dari luar angkasa. Bahkan, dari orbit Bumi yang paling rendah, struktur bangunan ini masih perlu diperbesar agar bisa dilihat oleh mata manusia.
17. Menara Eiffel pada awal pembukaannya sangat tidak disukai oleh komunitas seni di Paris. Menara ikonik ini diberi label 'mengerikan' dan 'konyol'.
18. Great Ocean Road yang membentang di sepanjang pantai Victoria, Australia, sebenarnya adalah situs peringatan perang terbesar di dunia. Dibangun oleh tentara dan didedikasikan untuk mereka yang gugur di Perang Dunia I.
19. Sudan memiliki lebih banyak piramida kuno daripada Mesir. Sumbernya beragam, tetapi Sudan diklaim sebagai rumah bagi sekitar 250 piramida.
Piramida itu dibangun oleh Kerajaan Kushite kuno antara 2500BC hingga 300AD. Sedang Mesir diperkirakan hanya memiliki lebih dari 100 piramida saja.
20. Menara di Taj Mahal sedikit condong ke arah luar. Pembangunannya memang sengaja demikian supaya tak menimpa makam jikalau runtuh.
21. Saat ini ada 320.000 orang yang belajar 'Klingon' (bahasa fiksi Star Trek) di aplikasi bahasa Duolingo. Bahasa Inggris masih menjadi bahasa yang paling populer dengan 34 juta pengguna sejak awal 2020.
22. Di Pulau Yap, Mikronesia, batu digunakan sebagai mata uang. Nilai setiap batu didasarkan pada ukuran dan sejarahnya (dari mana asalnya).
Meskipun saat ini dolar AS sudah mulai digunakan untuk kegiatan sehari-hari di pulau itu, batu masih digunakan untuk transaksi seremonial (misalnya saat pernikahan). Yap juga menggunakan kunyit, kerang, dan kain sebagai mata uang resmi.
23. Jika kepadatan penduduk seperti Kota New York, seluruh populasi di dunia ini dapat ditampung negara bagian Texas, AS.
24. Anda tidak pernah lebih dari 30 langkah dari tempat sampah di Disneyland mana pun. Ceritanya, Walt Disney mengamati pengunjung di taman rekreasinya dan melihat berapa banyak langkah sebelum membuang sampah sembarangan.
25. Anda harus menunggu satu jam setelah makan agar bisa berenang dengan aman. Anda tidak dianjurkan berenang saat perut penuh makanan.
Jika nekat melakukannya Anda bisa mengalami perasaan tidak nyaman dan mual. Jadi, ambillah jeda sebelum Anda melakukan aktivitas snorkeling dan sejenisnya.
Kyoto yang Sempat Lelah dengan Ulah Turis, Kini Bisa Tersenyum
Jepang sedang berseri karena bunga-bunga sakura bermekaran. Namun jalanan yang biasanya dipenuhi pelancong yang ingin melihat cantiknya sakura kini menjadi lengang.
Ya ini gara-gara efek pandemi Corona dirasakan oleh seluruh dunia. Wisata Jepang yang selalu padat kini sepi dan senyap. Jumlah kasus Corona di Jepang pun meningkat. Kini sudah ada 3.654 kasus yang dikonformasi oleh Jepang.
Wisata di kota-kota utama Jepang pun terkena dampaknya. Kyoto dulu sempat muak dengan wisatawan. Warga lokal lelah dengan turis-turis yang bertingkah dan tidak sopan. Bahkan Kyoto membuat aturan ketat mengenai izin foto di beberapa area. Para geisha sering jadi incaran foto tanpa izin.
Kini karena Corona, semua terasa begitu sepi. Warga pun diimbau untuk tetap tinggal di rumah demi pencegahan penyebaran virus.
Sebuah toko suvenir milik Tadayuki Takiguchi di Nara, menjadi satu-satunya yang buka. Tempat ini biasanya ramai oleh turis yang mau memberi makan hewan liar seperti rusa.
"Kadang-kadang, saya tidak melihat siapa pun di jalan. Saya belum pernah melihat yang seperti ini," ujar Takiguchi.
Jelas. Wisatawan Tiongkok dan Korea Selatan hilang dari daftar Jepang. Turis Eropa dan Amerika Serikat mulai mengikuti belakangan. Bisnis wisata jelas hancur. Namun selalu ada sisi positif yang diambil oleh warga Jepang. Tempat yang terus-terusan ramai dengan turis kini bisa beristirahat sejenak dan tampak begitu mempesona.
"Saya merasa atmosfir wabi-sabi Kyoto telah kembali," ujar pemandu wisata lokal, Takakazu Machi.
Machi yang kini tak bisa mendapatkan upah, mencoba keberuntungannya dengan menjadi sopir taksi.
Wabi-sabi adalah filosofi Jepang yang merujuk pada kesempurnaan dari kesederhanaan. Kyoto yang kini sepi justru terlihat lebih hidup.
"Dulu turis meluap, tapi sekarang ini (Kyoto) nampak sejati," ujar Nakamura, seorang seniman Jepang.
Komentar
Posting Komentar