Wisatawan Ngaku Disergap di Aceh, Disbudpar: Apa-apaan Ini!
Curhat wisatawan yan ngaku disergap karena memesan taksi online viral di media sosial. Disbudpar Banda Aceh angkat suara.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupdar) Kota Banda Aceh mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk membahas masalah tersebut.
"Selama ini wisatawan di Banda Aceh sangat aman. Tiba-tiba kok, saya juga terkejut tadi ada yang telepon saya kan. Terkejut juga saya apa-apaan ini," kata Kadisbudpar Kota Banda Aceh Rizha Idris saat dimintai konfirmasi wartawan, Jumat (25/1/2019) sore kemarin.
"Makanya saya bilang saya koordinasi dulu dengan Kadis Perhubungan Banda Aceh. Ini kan hal yang sudah urgen yang harus kita koordinasikan," jelas Rizha.
Rizha mengaku tidak mengetahui secara pasti aturan taksi online di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Soalnya, pelabuhan masuk ke dalam wilayah Dinas Perhubungan. Sebelumnya di sana juga pernah ribu-ribut namun sudah diselesaikan.
"Saya gak tahu persis aturan main di situ, karena itu wilayahnya perhubungan. Kemarin pernah ribut sekali mungkin sudah difasilitasi tapi ini gak tau kenapa bisa terjadi lagi. Mungkin aturannya bagaimana itu saya tidak ngerti juga," ungkap Rizha.
Seperti diketahui, video berisi curhatan dua wisatawan yang mengaku disergap gara-gara memesan taksi online viral di media sosial. Kejadian itu disebut terjadi di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh.
Dalam video berdurasi 43 detik tersebut terlihat seorang perempuan berkaca mata hitam menumpahkan unek-uneknya. Dia berbicara di dalam mobil yang melaju kencang. Di sampingnya, ada seorang pria yang mendukung pernyataan perempuan tersebut. Keduanya mengaku diperlakukan seperti maling saat hendak naik ke mobil yang mereka pesan. Kejadian itu disebut terjadi pada Kamis (24/1) kemarin.
"Saya pesan dari aplikasinya dan ketika kita keluar untuk dijemput kita disergap oleh beberapa orang, tidak bisa pergi. (Disergap) seperti maling dan panjang lebar dibilang oh ini aturan. Ini, ini," kata perempuan tersebut memulai curhatannya.
Sementara itu, Kapolsek Ulee Lheue Polresta Banda Aceh AKP Elfutri, membenarkan kejadian itu terjadi di Pelabuhan Ulee Lheue. Namun dia belum menjelaskan kronologis kejadian tersebut termasuk apakah korban melapor ke polisi atau tidak.
"Iya benar (di Pelabuhan Ulee Lheue)," jawab Elfutri singkat saat dikonfirmasi detikTravel.
Masya Allah, Ada Al Quran Berusia 700 Tahun di Aceh
Aceh dikenal sebagai Bumi Serambi Mekkah. Melancong ke sini, traveler bisa melihat mushaf Al Quran yang sudah berusia 700 tahun.
Sebuah Al-Quran yang diperkirakan berusia 700 tahun ini dipamerkan di Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Tulisan pada Al-Quran kuno tersebut merupakan karya tangan Syeh Maulana Malik Ibrahim, seorang ulama sufi pada masa tersebut.
Selama ini Al-Quran ini di museumkan di Desa Mugo Rayeuk, Kecamatan Panton Reu, Kabupaten Aceh Barat. Al-Quran ini juga dikenal dengan nama Al-Quran wangi, yang diyakini merupakan Al-Qur-an pertama di Indonesia.
Mushaf ini di bawa oleh Syeh Maulana Malik Ibrahim, sekaligus juga merupakan ayahanda dari Sunan Ampel yang terkenal di tanah Jawa saat melaksanakan penyebaran Islam di sana.
Seorang Penjaga Al Quran Wangi, Tgk. Meurah Hasan (40) mengatakan pihaknya sengaja memamerkan Al-Quran tersebut agar masyarakat mengetahuinya.
Menurutnya, Al Quran Panton Reu ini dibawa oleh anak Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang bernama Abdul Samad saat menyebarkan Islam lebih luas di Tanah Aceh.
Dengan berbekal Al Quran menuju ke pantai barat Aceh melalui rute Keumala, Tangse, Geumpang, Tutut hingga sampai ke Panton Reu, Kabupaten Aceh Barat.
Kehadiran Al-Quran kuno ini pun mendapat perhatian warga. Selama ini lokasi museum Quran kuno menjadi salah satu objek wisata relegius di Kabupaten Aceh Barat.
Museum ini memang memiliki koleksi peninggalan benda bersejarah di masa perkembangan Islam di wilayah tersebut.
Komentar
Posting Komentar