Wacana Penutupan TN Komodo, Menteri Pariwisata: Tidak Relevan
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat berencana menutup Taman Nasional (TN) Komodo selama 1 tahun. Menpar Arief Yahya menyebut kalau itu tidak relevan.
Hal itu pun diungkapkan oleh Menpar Arief Yahya di Gedung Sapta Pesona, Selasa malam (29/1/2019) usai launching Calender of Event Banyuwangi.
"TN komodo dari pak JK jelas, tidak relevan, sama kayak pak JK (Jusuf Kalla). Masa beda sama pak JK. Pak JK bilang tidak relevan menutup komodo dan industri menolaknya," ujar Arief.
Walau masih dalam tahap wacana, Arief menyoroti bahwa hal tersebut dapat menciptakan ketidakpastian di sektor pariwisata. Hal itu pun tak bagus untuk bisnis pariwisata beserta para stakeholdernya.
"Jadi gini di dalam bisnis terutama service kepastian jadi hal utama. Kalau ada isu ditutup travel agent dan travel operatour tidak ada yang berani bergerak. Mengerti gak itu? Karena kalau dia bergerak mengiklankan ujug-ujug ditutup gimana? Siapa yang mau tanggung jawab?" paparnya.
Selain isu wacana penutupan TN Komodo, Arief juga menanggapi perihal wacana kenaikan tiket masuk TN Komodo yang dirasa banyak orang terlalu mahal. Wacana tersebut dirasa dapat menimbulkan ketidakpastian seperti wacana penutupan TN Komodo selama setahun.
"Untuk dinaikkan yang tadinya setara dengan 10 USD jadi 500. Kamu jadi travel agent travel operatour berani gak jual ke orang lain? Gak berani. Kenapa? Ketika kamu jual 10 kamu iklankan yang ngomong itu bos besar kalau kejadian beneran gimana? Lalu apa yang terjadi, industri berhenti. Maka saya senang sekali, untung yang ngomong pak JK," ujar Arief.
Terkait konservasi TN Komodo, Arief pun sama sekali tidak mempermasalahkan. Yang dimasalahkan adalah ketidakpastian yang akan terjadi akibat wacana-wacana yang dilontarkan Gubernur Viktor.
Itu tak ada masalah, tetapi kepastian yang lebih penting, kapan penjadwalan dan sebagainya tidak serta merta kita ngomong tarif akan dinaikkan 50 kali, tiba-tiba ditutup, besok apa lagi? Tidak boleh, di dalam industri tidak boleh ada ketidakpastian," ujar Arief.
Lebih lanjut, Arief menyoroti akan kewenangan pusat atas TN Komodo. Ditegaskan oleh Arief, bahwa TN Komodo tak akan ditutup.
"Ya pak JK itu, tidak akan ditutup dan kewenangan taman nasional itu ada di mana? Ada di pusat," tutup Arief.
Hingga kini, rencananya KLHK bersama stakeholder terkait akan menggelar pertemuan untuk membahas rencana penutupan TN Komodo yang sudah jadi perbincangan. Aktivitas di TN Komodo sampai saat ini masih berjalan seperti sedia kala.
Confucius Hall, Pemandangan Rp 20 Triliun di China
Confucius dikenal sebagai pendiri dari ajaran Kong Hu Cu. Untuk menghormati ajarannya, Kota Qufu mendirikan balai di kaki bukit senilai Rp 20 Triliunan.
Ajaran Kong Hu Cu disebarkan oleh cendikiawan bernama Confucius. Terlahir dengan nama Kong Zi, kini ajaran Cofusius menjadi bagian dari masyarakat China.
detikTravel bersama Dwidaya Tour, melanjutkan perjalanan ke Kota Qufu, Provinsi Shandong, China. Untuk menghormatinya, pemerintah China membuat balai megah dan mewah bernama Confucius Hall. Balai ini berada di kaki bukit tempat Confucius dilahirkan.
Untuk sampai di tempat ini, wisatawan harus menempuh perjalan selama sekitar 30 menit. Setelah sampai di area balai, wisatawan diminta untuk melanjutkan perjalanan sekitar 10 menit dengan menggunakan bus yang sudah disiapkan.
Setelah tiba, wisatawan harus berjalan sedikit ke balai utama, Confucius Hall. Di Balai ini, traveler akan diminta untuk memakai cover sepatu.
Hal pertama yang disuguhkan dari Confucius Hall adalah perjalanan Confucius dalam lukisan. Ada pula keterangan dalam yang ditulis dalam bahasa Inggris, untuk wisatawan.
Confucius Hall memang dibuat dengan sangat megah dan mewah. Tak hanya dalam bentuk lukisan, ajaran Confucius juga dipahat dalam bentuk patung dan dipajang.
"Ada cerita berbeda dari setiap patung, tapi semuanya menceritakan ajaran Confucius dalam kehidupan bersosial," ujar Mr Kong, pemandu di Confucius Hall.
Komentar
Posting Komentar