Pemandangan Dahysat Tebing Keraton di Pagi Hari
Libur akhir pekan, ayo ke Bandung. Nikmatilah pemandangan dahsyat dari Tebing Keraton di pagi hari.
Sekitar 1 jam lebih dari Lembang Asri Resort, kami menuju ke Tebing Keraton. Tebing Keraton berada di dalam Taman Hutan Raya Ir H Djuanda yang berlokasi di Desa Ciburial, Bandung, Jawa Barat.
Dari pusat kota Bandung, arahkan aja ke daerah Dago Pakar, kemudian ke arah Taman Hutan Raya Ir H Djuanda. Sebenarnya cukup mudah untuk mencapai tempat ini setelah kamu parkir kendaraan di tempat parkir yang sudah disediakan.
Boleh kok bawa kendaraan naik sampai pangkalan ojek. Trekking ke atas memakan waktu kurang lebih 30-40 menit tergantung dari kecepatan berjalan juga sih. Kalau mau mudah bisa oper naik ojek, Rp 50 ribu pulang pergi.
Untuk tiket masuk, turis lokal Rp 12 ribu, sedangkan wisatawan mancanegara Rp 50 ribu. Enggak rugi kok, jalan saja 5 menit ke dalam eh langsung bisa lihat hutan yang luas sejauh mata memandang.
Bagus lagi kalau mau lihat sunrise di sini. Perpaduan matahari dan kabutnya, cantik banget!
Untuk tips liburan ke Tebing Keraton, pertama pastikan baterai kamera terisi dan memory card film masih ada ruang. Disarankan pakai filter GND. Bawa jaket dan aksesoris ya. Terakhir, jaga kebersihan, keindahan dan keasrian tempat ini ya.
Terkait Cuaca, Kemenpar Imbau Wisatawan Hati-hati Saat Naik Gunung
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengimbau wisatawan untuk berhati-hati saat naik gunung. Khususnya di awal tahun ini, karena cuaca yang tidak bersahabat.
Curah hujan yang tinggi ditambah angin kencang membuat suhu di permukaan yang lebih tinggi tentu lebih dingin, termasuk di atas gunung dan jalur pendakian. Sehingga membuat hipotermia menjadi salah satu hal yang bisa menimpa pendaki.
Berdasarkan laporan yang diterima Tim TCC (Tourism Crisis Center) Kemenpar, beberapa wisatawan minat khusus mengalami hipotermia di beberapa gunung yang menjadi favorit wisatawan mendaki, seperti di Gunung Semeru dan Gunung Slamet. Selain hipotermia, jalur pendakian yang licin juga bisa menjadi salah satu tantangan saat melakukan pendakian di cuaca ekstrem.
"Tentunya kami mengimbau kepada para wisatawan minat khusus atau pendaki untuk berhati-hati dan lebih memperhatikan peraturan yang dikeluarkan pengelola sejumlah lokasi pendakian di Indonesia," terang Guntur Sakti selaku Ketua Tim TCC (Tourism Crisis Center) Kemenpar, seperti dalam siaran pers yang diterima detikTravel, Rabu (9/1/2019).
Menurut Guntur, memperhatikan secara penuh arahan pemandu menjadi hal utama yang harus dilakukan wisatawan minat khusus. Selain itu, pendaki baiknya juga melakukan persiapan yang baik dan matang atas segala kebutuhan yang diperlukan untuk melakukan pendakian. Mulai dari logistik, peralatan dan perlengkapan mendaki.
"Juga perhatikan karakter jalur dan trek jalur pendakian yang akan didaki," ujar Guntur.
Namun hingga saat ini Guntur memastikan tidak ada wisatawan minat khusus yang mengalami kendala serius. Kemenpar melalui Tim TCC Kemenpar juga akan terus melakukan monitor lokasi-lokasi pendakian yang jadi favorit wisatawan.
"Tentunya kami juga terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan pihak-pihak terkait lainnya untuk sama-sama memantau perkembangan jalur pendakian di Indonesia. Karena seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia memiliki daya tarik wisata alam yang sangat tinggi. Keindahan puncak gunung serta lanskap yang ada di bawahnya selalu menarik wisatawan baik nusantara ataupun mancanegara untuk berkunjung," ujar Guntur Sakti.
Sejumlah Balai Taman Nasional yang mengelola jalur pendakian di Indonesia juga sudah mengeluarkan edaran. Mulai dari waspada cuaca ekstrem ataupun penutupan terkait pemulihan ekosistem dengan tenggat waktu yang berbeda.
"Diharapkan wisatawan atau pendaki untuk mematuhi peratuan tersebut," kata Guntur.
Komentar
Posting Komentar