Melihat Katoomba, Gadis Aborigin yang jadi Batu

Kalau Sumatera Utara ada batu gantung, Australia punya Katoomba. Masyarakat percaya batu ini adalah jelmaan gadis aborigin.

Jika kalian berkesempatan ke New South Wales, Australia, jangan lupa untuk menyelipkan Katoomba dan Blue Mountains ke dalam rencana perjalanan kalian.

Mudah sekali untuk menjangkau tempat ini, dari Sydney Central Station kalian bisa naik kereta Blue Mountains Line (platform 7), turun di Katoomba Station. Lama perjalanan lebih kurang 2 jam.

Jangan lupa untuk foto-foto di Katoomba Station karena walau stasiun ini kecil tapi bersih dan cukup cantik. Dari Katoomba Station kalian bisa naik bis nomor 686 dari depan Carrington Hotel, yang letaknya tidak jauh dari Katoomba Station, menuju Echo Point.

Dari Echo Point inilah formasi pengunungan dan lembah jelas terlihat. Tiga rock formation ini terkenal dengan nama Three Sisters.

Ada legenda dibalik three sisters ini. Konon three sisters tersebut adalah tiga bersaudari warga Aborigin bernama Meehni, Wimlah dan Gunnedoo yang menjelma menjadi batu dengan berbagai versi cerita.

Ingin mencoba menjelajahi kawasan Blue Mountain National Park? Ini juga menarik, apalagi wisatawan dipermudah dengan adanya jalur trekking dan hiking sendiri.

Oya, jangan lupa pula untuk mampir di Scenic World dengan menggunakan bis yg sama, nomor 686, untuk menikmati alam dan hutan Australia lebih dekat. Kalian juga bisa mengendarai skyway, cableway, ataupun railway yg seru dari ketinggian tebing yang curam. Seru dan mengasyikkan!

Tiket Pesawat dan Bagasi Mahal, Menpar: Menurunkan Pariwisata

Mahalnya tiket pesawat serta bagasi berbayar mencekik para traveler. Menpar Arief Yahya mengatakan hal ini menurunkan pariwisata.

Kenaikan harga tiket pesawat beserta pengenaan tarif bagasi pada maskapai bujet atau LCC tak hanya jadi kabar buruk bagi traveler, tapi juga dunia pariwisata Indonesia. Dijelaskan oleh Menpar Arief Yahya usai acara launching Majestic Banyuwangi Festival 2019 di Gedung Sapta Pesona, Selasa malam (29/1/2019), bahwa penurunan jumlah wisatawan tak terhindarkan.

"Sudah pasti akan menurunkan pariwisata. Jadi simpel, namanya itu price elasticity. Harga naik demand turun. Pasti itu," ungkap Menpar Arief.

Diungkapkan oleh Arief, penurunan omset dari para pelaku wisata juga telah terdengar ke kupingnya. Pilu memang, tapi para pelaku wisata dan traveler harus siap.

"Sekarang penurunannya relatively drastis. Ada komplen kemarin dari Riau, pak saya turun 40%. Dia bicara seperti itu, harusnya mereka mengerti," ujar Arief.

Selaku Menpar, Arief hanya bisa memberi masukan pada pihak maskapai selaku pembuat kebijakan. Sedikit banyak, roda pariwisata memang tergantung pada moda transportasi udara.

"Kalau usulan saya kalau mau naik pun tidak tergesa-gesa. Nggak ujug-ujug naik sekian persen karena elasticity. Kalau yang tarif naik sudah diturunkan. Ini pertanyaannya yang tarif bagasi sudah implemented. Ini risikonya di dia juga pasti demandnya akan turun. Karena unsur spending orang 30-40% ada di transportation," kata Arief.

Komentar

Postingan Populer