Masya Allah, Ada Al Quran Berusia 700 Tahun di Aceh

Aceh dikenal sebagai Bumi Serambi Mekkah. Melancong ke sini, traveler bisa melihat mushaf Al Quran yang sudah berusia 700 tahun.

Sebuah Al-Quran yang diperkirakan berusia 700 tahun ini dipamerkan di Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Tulisan pada Al-Quran kuno tersebut merupakan karya tangan Syeh Maulana Malik Ibrahim, seorang ulama sufi pada masa tersebut.

Selama ini Al-Quran ini di museumkan di Desa Mugo Rayeuk, Kecamatan Panton Reu, Kabupaten Aceh Barat. Al-Quran ini juga dikenal dengan nama Al-Quran wangi, yang diyakini merupakan Al-Qur-an pertama di Indonesia.

Mushaf ini di bawa oleh Syeh Maulana Malik Ibrahim, sekaligus juga merupakan ayahanda dari Sunan Ampel yang terkenal di tanah Jawa saat melaksanakan penyebaran Islam di sana.

Seorang Penjaga Al Quran Wangi, Tgk. Meurah Hasan (40) mengatakan pihaknya sengaja memamerkan Al-Quran tersebut agar masyarakat mengetahuinya.

Menurutnya, Al Quran Panton Reu ini dibawa oleh anak Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang bernama Abdul Samad saat menyebarkan Islam lebih luas di Tanah Aceh.

Dengan berbekal Al Quran menuju ke pantai barat Aceh melalui rute Keumala, Tangse, Geumpang, Tutut hingga sampai ke Panton Reu, Kabupaten Aceh Barat.

Kehadiran Al-Quran kuno ini pun mendapat perhatian warga. Selama ini lokasi museum Quran kuno menjadi salah satu objek wisata relegius di Kabupaten Aceh Barat.

Museum ini memang memiliki koleksi peninggalan benda bersejarah di masa perkembangan Islam di wilayah tersebut.

Pacu Ekonomi di Low Season, 'Jogja Heboh' Kembali Digelar Sebulan

Event 'Jogja Heboh' kembali digelar di tahun keduanya pada Februari 2019. Dibuka 31 Januari 2019 hingga sebulan ke depan untuk memacu ekonomi di Low Season.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) ini bertujuan untuk memacu dunia bisnis di masa transaksi low season.

"Kita ingin mendongkrak dan menyiasati penurunan masa transaksi yang biasanya terjadi di bulan Februari, di mana perputaran bisnis berada pada titik rendah," kata Ketua Panitia Jogja Heboh 2019, HR Gonang Djuliastono, saat launching dan press conference Jogja Heboh 2019 di Hotel Sahid Jaya, Babarsari, Sleman, DIY, Jumat (25/1/2019).

Bertajuk 'more than just a great sale', Jogja Heboh 2019 bakal dibuka pada 31 Januari 2019 di Kepatihan Yogyakarta. Dilanjutkan event pameran dan penjualan produk, kuliner, seni, budaya, fashion, properti, olahraga, wisata hingga kegiatan sosial selama sebulan penuh mulai 1-28 Februari 2019 di sejumlah titik lokasi kegiatan. Jogja Heboh 2019 akan ditutup pada 1 Maret 2019 di Alun-alun Utara Yogyakarta.

"Event Jogja Heboh juga diharapkan bisa meningkatkan jumlah wisatawan di Yogyakarta. Apalagi dengan adanya potensi kehadiran bandara baru di Kulon Progo yang akan lebih menggairahkan seluruh unsur ekonomi," jelas Gonang.

Untuk memudahkan masyarakat mengakses kalender event Jogja Heboh 2019, pihak panitia juga mengenalkan aplikasi Jogja Heboh.

"Aplikasi ini sekaligus untuk memudahkan akses masyarakat dalam membeli produk baik di pasar tradisional, modern dan memudahkan tenant UMKM, pasar tradisional, hotel, travel agent untuk mempromosikan dan menjual produk layanannya di masa low season," imbuh Gonang.

Ayo liburan ke Yogyakarta!

Komentar

Postingan Populer