Louvre Buat Tur Privat, Bayarnya Rp 485 Juta!
Louvre di Paris menjadi museum paling populer di dunia, setiap hari pun ramai turis. Kalau mau tur yang privat, traveler perlu sedia uang yang tidak sedikit.
Setiap harinya, ada sekitar 23 ribu wisatawan berkunjung ke Museum Louvre di Paris, Prancis. Biasanya untuk bisa masuk ke dalam museum, antreannya begitu panjang. Melihat lukisan Monalisa yang legendaris itu pun harus berdesakan.
Nah kalau ingin merasakan pengalaman berbeda, lebih leluasa berkeliling museum tanpa perlu antre dan berdesakan, ada tur privat lho. Ditengok detikTravel dari CNN, Senin (21/1/2019), penyedia tur tersebut adalah Family Twist, perusahaan perjalanan berbasis di Paris yang menyediakan trip mewah di Eropa.
Tur eksklusif berdurasi 90 menit tersebut bisa diikuti maksimal 4 orang, dengan biaya 30 ribu Euro (Rp 485 juta). Harganya sangat berbeda jauh dengan tiket normal yang per orangnya hanya 15 Euro (Rp 242 ribu).
Dengan biaya yang mahal tentunya traveler akan mendapat fasilitas yang istimewa. Tur dimulai selepas sore, setelah Museum Louvre tutup untuk wisatawan umum. Traveler yang ikut tur akan dijemput dari hotel naik mobil Tesla pukul 18.30 waktu setempat menuju museum.
Magali Dechelette, pendiri Family Twist, akan menyambut dan langsung mengantar ke bagian koleksi abad pertengahan. Di sana ada sejarawan seni yang akan memandu, menjelaskan berbagai karya seni yang ada.
Berhubung waktu tur cukup singkat, maka hanya area-area koleksi utama saja yang didatangi, tentunya termasuk pula dengan melihat lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci. Dalam tur ini, karena peserta hanya sedikit maka bebas memandangi Monalisa tanpa perlu berdesakan seperti kunjungan reguler.
Selain melihat koleksi bersejarah di museum, ada pertunjukan balet spesial buat traveler. Para ballerina menari di tangga menuju patung Yunani The Winged Victory of Samothrace.
Di penghujung acara, traveler diajak berjalan kaki santai melewati Jembatan Pont des Arts. Kemudian bersiap naik kapal privat buat tur menyusuri Sungai Seine selama 1 jam, menyaksikan kelip lampu dan keindahan Paris di malam hari. Selama di kapal juga sudah disiapkan makanan dan minuman buat traveler nikmati. Asyik bukan?
Pendapat Kadispar NTT Terkait Wacana Penutupan TN Komodo 1 Tahun
Setelah ramai soal kenaikan tiket masuk TN Komodo, kini Gubernur NTT Viktor Laiskodat ingin menutup destinasi tersebut selama 1 tahun. Ini kata Kadispar NTT.
Tak bisa dipungkiri, kalau pesona Varanus Komodoensis atau komodo menjadi salah satu daya tarik wisatawan di NTT. Menyadari hal tersebut, Gubernur NTT Viktor Laiskodat berkeinginan untuk memaksimalkan taman nasional yang berada di daerahnya tersebut.
Tahun lalu misalnya, Gubernur Viktor mewacanakan untuk menaikkan harga tiket masuk TN Komodo menjadi USD 100 (Rp 1,4 juta) untuk wisnus dan USD 500 (Rp 7 juta) untuk wisman. Walau belum diimplementasikan, tapi wacana itu langsung menuai pro kontra.
Belum selesai polemik tarif, kini Gubernur Viktor ingin menutup TN Komodo selama setahun setahun. Seperti alasan di balik kenaikan tarif, disebut kalau Viktor ingin menjaga TN Komodo dengan sejumlah kebijakan tersebut.
"Pemerintah NTT akan melakukan penataan terhadap kawasan Taman Nasional Komodo agar menjadi lebih baik, sehingga habitat komodo menjadi lebih berkembang. Kami akan menutup Taman Nasional Komodo selama satu tahun," kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ketika ditemui di Kupang sebagaimana dikutip dari Antara (20/1/2019).
Pernyataan Gubernur Viktor itu pun berbanding terbalik dengan keinginan Pemerintah yang menargetkan 20 juta kunjungan wisman di tahun 2019. Dijelaskan oleh Kadispar NTT, Marius Ardu Jelamu saat dihubungi detikTravel, Minggu (20/1/2018), hal itu dilakukan oleh pihak pemprov untuk melindungi Komodo.
"Jadi bapak Gubernur menghendaki agar pengelolaan TN Komodo itu dilakukan benar-benar secara profesional dan TN Komodo itu harus benar-benar jadi taman di mana ekosistem dan konservasi alam, fauna khususnya komodo itu harus benar-benar optimal. Itu dasarnya," ujar Marius.
Selain ramainya wisatawan yang dianggap berpotensi merusak ekosistem TN Komodo, berkurangnya jumlah populasi rusa akibat pemburu liar juga disebut Marius berbahaya.
Komentar
Posting Komentar