Ini Dia Bandara Baru Tasikmalaya yang Akan Diresmikan Jokowi
Traveler yang akan pergi ke Tasikmalaya memang bisa naik pesawat sejak pertengahan 2017 lalu. Namun, bandara baru kini siap dioperasikan.
Sebelumnya, bandara di Tasikmalaya masih menumpang di Lanud AU Wiriadinata. detikTravel bersama rombongan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub melihat terminal baru Bandara Wiriadinata, Kamis (7/2/2019). Rencananya, fasilitas transportasi udara baru di Tasikmalaya ini akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhir bulan ini.
"Jadi bandara baru ini atas perintah Pak Jokowi tahun 2017 saat safari Ramadan agar lanud dijadikan bandar udara sipil. Karena kami masih meminjam, setelahnya kami bikin terminal dan kelengkapan lainnya," kata Kepala Satuan Pelayanan Bandara Wiriadimata Tasik Masrukhin di kantornya.
Tak lama, seusai bandara beroperasi, Pemkot Tasikmalaya mulai menggeber pembangunan terminal baru Bandara Wiriadinata. Hal itu agar bisa menampung traveler lebih banyak.
"Tahun 2018 membuat terminal, apron, taxi runway 1.200 meter jadi 1.600 meter supaya operasional ATR 72 jadi lebih safety. Rencana tanggal 27 Februari ini diresmikan presiden," imbuh dia.
Sebagai informasi, tingkat keterisian penumpang pesawat ATR 72 rute Bandara Halim Perdana Kusuma-Wiriadinata mencapai 50-60 persen di hari kerja. Bahkan, di saat weekend keterisiannya mencapai 100 persen.
"Banyak masyarakat Tasikmalaya yang kerja di Jakarta. Pemda Tasik juga membutuhkan transport udara juga, utamanya untuk memangkas waktu," kata Masrukhin.
Pihak Pemkot Tasikmalaya juga sudah bertemu pihak maskapai lain seperti Nam Air untuk membuka rute baru. Hal itu sudah menjajaki dan menunggu operasional bandara baru karena keterbatasan apron.
"Yang baru ini mampu mengakomodir 3 pesawat ATR bersamaan. Dan terminalnya bisa menampung 150 penumpang bersamaan pula," pungkas dia.
Lokasi Bandara Wiriadinata Tasikmalaya yang baru ini ada di jarak sekitar 500 meter dari bandara lama. Lokasi baru ini agar memisahkan antara penerbangan sipil dan militer.
Kesiapannya dikatakan Masrukin sudah hampir 100 persen. Terminalnya terbilang 3 kali lipat dari yang lama, namun beberapa fasilitasnya masih ada yang kurang dan belum dipindah dari bandara lama, yakni conveyor belt dan pintu deteksi.
"Nanti kalau sudah diresmikan akan segera dipindah dalam semalam alat-alat itu," ucap Masrukhin.
Kisah Penghukuman Berdasarkan Gender dari China
Kota Qufu di Shandong, China adalah tempat asal Konfusius dan ajaran Konghucu. Banyak cerita unik di sana, misalnya hukuman berdasarkan gender. Seperti apa ya?
Cerita menarik datang dari keturunan Konfusius. Punya kesetaran layaknya kerajaan, keturunan Konfusius akan menerapkan hukuman berdasarkan gender.
Konfusius dan keturunannya memiliki nama keluarga Kong. Mereka mendiami rumah yang disebut Confusius Mansion, di Kota Qufu, Shandong, China detikTravel menemukan banyak cerita menarik di balik rumah ini.
Keluarga Konfusius mendapatkan urutan kasta tertinggi, karena Konfusius dianggap sebagai dewa. Keluarga dan keturunan Konfusius dipercaya menempati urutan pertama dalam surga. Oleh sebab itu, tidak semua orang bisa masuk ke dalam rumah tersebut.
"Barangsiapa tidak masuk dalam 4 urutan keluarga tertinggi (keluarga kerajaan) maka tidak boleh masuk ke mansion ini," ujar Dennis, pemandu dari China International Travel Service.
Keluarga Konfusius diberi kuasa layaknya kerajaan. Otomatis membuat Master of Mansion atau kepala rumah tangga jadi pemerintah tertinggi di keluarga dan Kota Qufu. Untuk itu, Master of Mansion juga berlaku sebagai penegak keadilan.
"Siapa pun dari keluarga Kong yang kedapatan bersalah akan dihukum," jelas Dennis.
Pemberian hukuman ini dibagi menjadi berdasarkan gender. Jika laki-laki maka akan dipukul dengan tongkat. Jumlah pukulan tergantung dari seberapa besar kesalahan yang dibuat.
Kalau perempuan beda lagi. Cara menghukumnya tidak dengan fisik tapi menyiksa.
"Kalau perempuan yang membuat pelanggaran, maka akan dijemur di atas sebuah papan," kata Dennis.
Mungkin ini terdengan sepele. Tapi rupanya, sangat menyakitkan. Perempuan yang melakukan kesalahan akan disuruh bersimpuh di atas sebuah papan kayu dengan luas 2x2,5 meter.
Papan kayu ini dibuat bergelombang tajam. Berlutut 5 menit saja, bisa membuat dengkul dan tulang kering panas. Apalagi saat musim panas tiba, sang pelanggar akan semakin tersiksa dengan matahari yang menyengat.
Komentar
Posting Komentar