Beberapa Alasan Kenapa Penang Menarik Wisatawan Indonesia

Destinasi di Malaysia ini jadi incaran selain karena masih dekat juga karena banyak pesawat langsung ke Penang. Ada banyak alasan lainnya buat kamu solo traveling ke Penang.
Setelah capek bekerja dan bahkan lembur tiap hari, kamu butuh yang namanya liburan. Terus saat mau liburan dan tidak ada teman atau pasangan buat diajak jalan-jalan, tidak ada salahnya lho buat mencoba jalan-jalan sendiri atau solo-traveling. Nah, Penang bisa jadi destinasi ideal untuk jalan-jalan sendirian, seperti perjalananku beberapa bulan lalu ke sana.

Pulau Pinang atau yang lebih dikenal dengan Penang adalah salah satu negara bagian di Malaysia, jarak tempuh dari Kuala Lumpur kira-kira 50 menit perjalanan udara atau sekitar 2 jam 30 menit dari Jakarta. Dengan iklim tropisnya, ketika ke Penang kita tidak perlu bawa jaket-jaket tebal dan pasti langsung bisa terbiasa dengan suhunya yang mirip dengan di Jakarta. Selain itu, bahasa yang dituturkan di sini kebanyakan adalah Bahasa Melayu dan Bahasa Inggris, pasti bisa deh.

Sampai di Penang, bisa langsung melancong ke Georgetown. Georgetown adalah kawasan wisata utama di Penang dan ada shuttle bus gratis yang siap mengantar turis berkeliling. Selama berkeliling di Georgetown, kita akan disuguhi bangunan-bangunan yang memiliki arsitektur beraneka ragam, mulai dari arsitektur bergaya Eropa sampai Arab, benar-benar multirasial, seperti bangunan Georgetown Chambers yang bergaya Eropa, beberapa klenteng yang bernuansa merah khas arsitektur China, dan Masjid Kapitan Keling khas bangunan India-Pakistan yang berdiri dengan megah.

Puas mengagumi bangunan di Georgetown, kita bisa bergeser ke area mural art street di Armenian Street. Di sini banyak sekali instalasi seni yang dipasang atau dilukiskan di dinding sepanjang gang perkampungan. Lukisan yang dilukis pun sangat berciri khas lokal seperti gambar penjaja street food khas Penang, potret anak-anak yang berlarian dan berbagai gambar lain yang sangat pas untuk dijadikan objek selfie.

Capek berjalan-berjalan, saatnya kita mencicipi kuliner khas Penang. Karena masyarakat Penang yang multirasial, kuliner khas Penang pun amat beraneka ragam. Yang menjadi ikon di kota ini antara lain Nasi Kandar atau nasi dengan kuah kare pekat khas Timur Tengah, berbagai olahan mie berisi seafood di kawasan Pecinan, sampai roti bakar dan teh tarik untuk sarapan. Hmm, yummy!

Selain kawasan Georgetown, ada juga Penang Hill yang merupakan bukit tertinggi di sana. Untuk sampai di sini kita harus menaiki tram yang akan berjalan menyusuri perbukitan. Di atas Penang Hill kita disuguhi pemandangan lanskap kota Penang dari ketinggian serta flora-flora tropis khas Penang. Karena Penang Hill berada di atas bukit yang tinggi, kita akan merasakan semilir angin yang cukup kencang selama di atas sana. Jadi, sudah siap menjelajahi Penang?

Ke Busan, Jangan Sampai Melewatkan Destinasi Wisata Kuliner Malam Ini

Liburan ke Busan jangan sampai melewatkan wisata kuliner di pasar malamnya. Salah satunya melipir ke Bupyeong Kkantong Market, sebuah pasar tradisional yang dapat memanjakan lidah dengan aneka kuliner lokal maupun internasional.
Ditengah dinginnya cuaca pengujung musim semi, sebuah keluarga kecil asal Indonesia yang sudah beberapa tahun menetap di Busan mengajak saya untuk blusukan ke sebuah pasar malam. Tadinya saya pikir hanya pasar malam berkonsep seperti bazar lazimnya pasar malam yang ada di komplek perumahan. Ternyata saya salah. Adalah Bupyeong Kkantong Market, sebuah pasar malam yang terletak di pasar tradisional khas Korea dengan keanekaragaman menyambut kedatangan saya. Sebagai pencinta street food dan kuliner tentu ini kebahagian tersendiri bagi saya pribadi dalam setiap perjalanan.

Terletak tak jauh dari Pasar Gukje, Bupyeong Kkantong Market merupakan pasar tradisional yang sudah ada sejak tahun 1910 lalu. Kawasan pasar tersebut juga dikenal dengan nama Bupyeong Kkantong Yasijang, dengan istilah Yasijang yang memiilki arti pasar malam. Sementara Kkantong mengacu pada makanan kaleng yang saat itu banyak dijual di pasar tersebut ketika jaman perang Korea masih berlangsung.

Meskipun merupakan pasar tradisional tertua di Busan, seiring waktu Bupyeong Kkantong berkembang menjadi pasar yang menyuguhkan kekayaan aneka jajanan baik itu rasa lokal maupun dari berbagai negara. Bisa dikatakan bahwa ini pasar internasional yang dibalut dengan konsep tradisional yang menyenangkan. Kios-kios berbaur dengan stand makanan ringan dari mancanegara dengan baik. Harmonisasi kehidupan pasar yang humanis.

Komentar

Postingan Populer