Akhirnya, Pilot Domestik China Dilarang Merokok di Dalam Kokpit
Otoritas penerbangan China akhirnya melarang pilot penerbangan domestik untuk merokok di dalam kokpit. Itu setelah ada insiden fatal beberapa waktu lalu.
Mungkin traveler pernah ingat insiden maskapai Air China yang kehilangan tekanan kabin beberapa bulan lalu. Ternyata penyebab insiden itu karena ada kopilot yang tidak sengaja mematikan tombol air conditioner (AC) gara-gara mau merokok di dalam kokpit.
Atas kejadian itu, pihak Civil Aviation Administration of China (CAAC) pun mengeluarkan aturan tegas soal larangan merokok di pesawat, baik itu di kabin maupun di kokpit. Bagi yang melanggarnya, bisa terancam hukuman penjara selama 3 tahun.
Dihimpun detikTravel dari beberapa sumber, Selasa (29/1/2019), sebenarnya aturan larangan merokok di penerbangan domestik China ini sudah dilakukan sejak bulan Oktober 2017. Pihak maskapai juga sudah diperingatkan untuk menegakkan aturan serupa di kokpit pesawat mereka dalam tempo waktu 2 tahun.
Tapi akibat insiden nyaris fatal tersebut, aturan ini akan ditegakkan secara penuh mulai tahun ini. Hasil investigasi CAAC menyebutkan insiden menurunnya tekanan kabin sampai masker oksigen keluar, memang terjadi karena kopilot hendak merokok di dalam kokpit.
Sang kopilot yang tidak disebutkan identitasnya itu khawatir asap rokoknya akan menyebar ke kabin. Maka dari itu, kopilot ini mematikan sistem ventilasi di dalam kokpit.
Tapi yang terjadi malah dia mematikan tombol AC. Matinya AC memicu menurunnya tekanan oksigen dalam kabin. Ketinggian pesawat pun turun secara drastis.
Situs Flight Radar mencatat, pesawat Boeing 737 dari Hong Kong ke Dalian itu turun dari ketinggian 35 ribu kaki ke 10 ribu kaki dalam tempo waktu 10 menit.
Beruntung pesawat ini bisa naik lagi ke ketinggian 26 ribu kaki dan meneruskan perjalanan sampai ke tujuan, dibandingkan kembali ke bandara. Dilaporkan tidak ada penumpang terluka akibat insiden ini.
Liburan ke Thailand, Bisa Belanja Pakai Rupiah
Thailand memberlakukan Baht sebagai mata uang yang sah untuk bertransaksi. Tetapi, ternyata rupiah juga berlaku di sini.
Misalnya saja, saat detikTravel ke Wat Arun pekan lalu. Inilah kuil yang jadi objek wisata favorit turis mancanegara saat ke Thailand. Di luar kuil, sejumlah pedagang menjajakan aneka dagangan yang bermacam-macam.
Mulai dari makanan, minuman sampai aneka suvenir ada di sini. Harganya juga terbilang lumayan murah, apalagi jika membeli dalam jumlah banyak.
Uniknya, sejumlah pedagang cukup bisa berbahasa Indonesia. Mereka pun juga menerima uang dalam bentuk Indonesian Rupiah.
"Yang ini, tas, harganya Rp 100 ribu 3 buah," ujar salah satu pedagang.
Namun, mereka hanya bisa berbahasa Indonesia dasar. Seperti menjelaskan harga, barang dan mengucap terima kasih kepada calon pembeli.
Untuk harganya, meskipun ada di wilayah turis, masih masuk akal. Untuk 3 buah tas Rp 100 ribu, celana panjang Rp 50 ribu dan aneka buah Rp 20 ribu saja.
Bukan hanya di lapak kaki lima, sejumlah outlet resmi juga memberikan kemudahan turis Indonesia untuk bertransaksi dalam rupiah. Toko madu resmi misalnya.
Komentar
Posting Komentar