Semalam Ma'ruf Amin Sebut 3 Kearifan Lokal, Ini Maknanya

 Indonesia punya banyak kearifan lokal yang kita tidak boleh lupa. Filosofi Dalihan Na Tolu, Pela Gandong dan Rumah Betang jadi bukti kita bukan bangsa sembarangan.

Bagi para traveler yang jalan-jalan ke pelosok Indonesia, ke Sumatera, ke Maluku, ke Kalimantan, mungkin banyak mendengar filosofi kearifan lokal suku-suku tradisional. Mereka boleh saja kalah keren dengan orang kota, tapi urusan keluhuran budaya, jangan ditanya.

Nilai kearifan lokal itu juga yang membuat Indonesia sangat istimewa di mata UNESCO. Indonesia disebut negara adi daya bidang budaya. Debat Cawapres Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019) malam Cawapres Ma'ruf Amin mencontohkan tiga kearifan lokal itu.

"Kami akan terus kembangkan budaya nasional terutama juga kearifan lokal. Kita punya Dalihan Na Tolu, kita punya Pela Gandong, kita punya Rumah Betang," kata Ma'ruf Amin.

Dari berbagai sumber yang dihimpun detikcom, Dalihan Na Tolu adalah kearifan lokal masyarakat Batak. Ini adalah tiga konstruksi sosial yaitu Somba Marhulahula, hormat kepada keluarga istri. Lalu Elek Marboru, mengayomi perempuan dan Manat Mardongan Tubu, hati-hati pada teman semarga. Kalau traveling ke Sumatra Utara, pastikan kamu mengenal ini ya.

Pela Gandong adalah kearifan lokal dari Maluku. Traveler yang pernah ke sana pasti pernah mendengar cerita ini dari pemandu wisata. Pela Gandong adalah ikatan persaudaraan antara semua penduduk meski berbeda pulau, dan meskipun berbeda agama. Orang Maluku saling bantu, gotong royong membangun masjid dan gereja, sungguh indah dan harmonis, bukan?

Sedangkan Rumah Betang adalah kearifan lokal dari Kalimantan. Rumah Betang adalah rumah adat yang bisa dilihat wisatawan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Rumah Betang atau Huma Betang juga punya nilai filosofi yang indah. Rumah Betang punya makna kekeluargaan, gotong royong, persatuan dan kesatuan.

"Dari kearifan lokal dan budaya lokal ini akan kita jadikan konservasi budaya yang nantinya akan memberikan nilai bukan saja nasional tapi juga global," kata Ma'ruf.

Mau Liburan ke Tambrauw? Ini Caranya

Tambrauw memang masih asing di telinga wisatawan Indonesia. Jadi saingan Raja Ampat, kamu yang mau liburan bisa intip informasi transportasi berikut ini.

Kabupaten Tambrauw di Papua Barat mulai membuka diri sebagai destinasi saingan Raja Ampat. Memang punya alam dan budaya yang eksotis, Tambrauw mulai dikenal perlahan oleh wisatawan mancanegara.

Dalam Press Tour bersama Kementerian Pariwisata, detickom dan rombongan media dari Jakarta berkunjung ke Kabupaten Tambrauw. Memang benar, walau masih terbatas namun keindahan alam Tambrauw tak kalah dengan destinasi Indonesia lainnya.

Tambrauw sendiri bisa traveler akses melalui dua pintu yaitu Manokwari dan Sorong. Yuk kita bahas satu persatu. Untuk traveler yang mau liburan ke Air terjun Anenderat, pemandian air panas, bird watching cendrawasih dan menikmati Buki Sontiri di Distrik Kebar, bisa mengambil penerbangan menuju Manokwari.

Dari Bandara Rendani, Manokwari ada pesawat Cessna yang beroperasi ke Bandar Udara Kebar. Penerbangan hanya ada sekali seminggu di hari Sabtu pukul 09.35 WIT dengan harga Rp 223.600. Penerbangan dari Kebar menuju Manokwari bisa diakses pada pukul 10.20 WIT dengan harga Rp 218.600.

Itu untuk kamu yang mau cepat sampai di Kebar. Tapi traveler yang suka tantangan dan mau menikmati alam Tambrauw bisa mengakses jalur darat dengan menggunakan mobil double cabin. Medan yang masih sedikt off road dan pemandangan alam eksotis akan membuat perjalan selama 3 jam terbayar.

Untuk kamu yang mau mengunjungi wisata wreck, pantai, tank Perang Dunia II dan bird watching di Sausapor bisa pilih terbang dari Manokwari juga dengan menggunakan pesawat Cessna. Dari Bandara Rendani menuju Bandara Douglas Mac Arhur Werur bisa diakses 2 kali seminggu, Selasa dan Jumat. Penerbangan ini ada pada pukul 09.35 WIT dengan harga Rp 302.800. Sedangkan dari Werur menuju Manokwari pada pukul 10.40 WIT dengan harga 297.000.

Penerbangan Susi Air dari Sorong menuju Werur baru akan efektif bukan April 2019. Kamu yang suka off road bisa mengakses jalur darat dari Kebar menuju Sausapor dengan waktu sekitar 8 jam. Sedangkan Sorong-Sausapor berdurasi 4 jam.

Untuk jalur laut bisa diakses dari Sorong dengan kapal cepat menuju Sausapor. Sedang dalam tahan closing agreement, nantinya kapal ini akan berlayar PP dengan jadwal 6 kali seminggu dan harga Rp 100.000 per orang. Kapal laut akan diberi fasilitas ruangan ber-AC yang nyaman. 

Komentar

Postingan Populer