Kisah Agus, Rela Sepedaan 3 Hari Jakarta-Pati Demi Nyoblos (2)
Logo #biketove itu pun dipasang di sepeda dan media sosial Agus. Kisah perjalanan Agus pun bisa disimak lewat unggahan foto di laman Instagramnya. Dalam perjalanannya, terselip juga kisah menarik yang terus memotivasinya untuk bersepeda.
"Yang agak unik, di jalan banyak ketemu beberapa orang. Ada anak-anak, orang yang seringan gak kenal lalu mereka kasih support kasih dukungan kasih salam. ada perasaan gimana gitu," ujar Agus.
Untuk persiapan, Agus mengaku tak punya hal yang khusus. Sebagai pesepeda, Agus hanya memahami batas dirinya sambil menetapkan waktu dan tujuan bersepeda di hari itu.
"Persiapan karena kemarin gak ada sih. Kan sepeda sudah dari dulu, paling manage soal kekuatan diri sendiri saja. Gak terlalu ngepush, kita pakai jadwal sendiri saja. Paling lebih ke manage waktu ma tenaga saja," jelas Agus.
Gowes ke Pati dari Jakarta, Agus pun tak melewatkan kesempatan untuk mengunjungi beberapa ikon kota sekaligua kuliner di beberapa tempat yang disinggahinya. Sambil bersepeda ke kampung halaman, sekaligus mencicipi kearifan lokal.
"Ada mampir ke tempat makan kuliner di Brebes kemarin, di Cirebon, Pekalongan juga mampir," ujar Agus.
Sedangkan untuk sepeda yang jadi tunggangannya, Agus mengaku tak memakai sepeda serius. Sepeda yang ia gunakan hanya sepeda biasa ke pasar, tapi sudah sedikit dimodifikasi.
"Ini sepeda baru saya pakai pertama kali sih jalan jauh. Ceritanya bekas pembantu teman saya. Dia gak mau pakai, saya pakai saja lah. Ini sepeda yang itu ada keranjangnya buat ke pasar. Cuma ada beberapa yang dimodif, tapi bukan buat touring sih. Mau saya tinggal di Pati buat ibu saya ke pasar," cerita Agus.
Di satu sisi, Agus menjadikan momen sepedaan ini sebagai latihan untuk menempa diri sekaligus mencapai target. Soalnya, Agus berencana ikut event sepeda bergengsi di Prancis tahun ini.
"Ini semacam latihan sih. Tahun ini ada sama teman-teman sepedaan di Paris, 1.200 km. Itu 4 tahun sekali kayak Olimpiade. Event lebarannya pesepeda jarak jauh," cerita Agus.
Terakhir, Agus juga mengajak para traveler dan masyarakat sekalian untuk memilih dan nyoblos di TPS. Gunakan hakmu untuk meramaikan pesta demokrasi lima tahun sekali ini.
"Ini effortnya berat ya buat saya. Kalau misal lihat di medsos, teman-teman itu kan gak mau susah urus ini itu antre, lah gimana? Itu kan bentuk partisipasi kita. Di samping karena suka sepeda sekalian lah, kan eventnya lima tahun sekali. Milih gak ada salahnya," tutup Agus.
Agus menutup perjalanannya pada pukul 14.30 WIB kemarin Rabu. Dihubungi oleh detikcom terpisah, ia pun telah menuntaskan kewajibannya untuk memilih di kampung halamannya.
Kisah Agus ini pun jadi salah satu yang cukup berbeda dalam gelaran pesta demokrasi hari ini. Selamat nyoblos! Lindungi dan gunakan hak pilih Anda demi Indonesia yang lebih baik.
Ada di sepeda itu istilahnya moving meditation, jadi saya pikir pakai sepeda sambil saya mikir di tengah jalan nentuin pilihan itu. Semi filosofis lah," cerita Agus sambil tertawa.
Menariknya lagi, Agus juga membuat tagar khusus untuk para pesepeda yang mau gowes ke TPS. Tagarnya pun cukup unik, yakni #biketovote. Kreativitas itu dilakukan Agus sebagai bentuk kecintaannya pada sepeda dan negara.
"Saya kan ada teman orang desain, 'bikinin saya logo dong buat pulang kampung.' Bike to vote saja, itu bisa dipakai semua orang sih," ujar Agus.
Komentar
Posting Komentar