Pulau Padar yang Indah, Kamu Sudah ke Sana? (2)

Inilah negeriku,,negeri kebangganku dengan sejuta pesona alam bak surga dunia. Lagu yang tepat kunyanyikan di puncak padar adalah Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki, 'Indonesia tanah air beta.. Pusaka abadi nan jaya.. Indonesia sejak dulu kala selalu di puja-puja bangsa disana tempat lahir beta dibuai dibesarkan bunda tempat berlindung di hari tua sampai akhir menutup mata'.

Mengagumi keindahan ciptaan Tuhan yang terlukis dalam keeksotisan pulau Padar tak lengkap rasanya jika kita tak mengabadikannya dengan lensa kamera. Ya, berbagai spot foto yang instagramable di Padar kami jelajahi, sangking asyiknya berfoto hingga kami lupa bahwa jam menunjukkan pukul 15.00 WITA.

Pengalaman Tak Terlupakan Tersesat di Pulau Tak Berpenghuni

Kami bergegas menuruni terjalnya bebatuan di pulau Padar. Sesampainya di kapal, Pak kapten kapal agak marah karena kami terlambat turun dari puncak. Akibatnya saat perjalanan menuju desa Komodo, Ombak lautan begitu besar.

Pusaran ombak menguncang kapal sehingga kapal terasa ingin terbalik. Kami sangat khawatir dan takut, lantunan ayat suci mengiringi perjalanan pulang kami. Deburan ombak yang sangat kuat membuat kami duduk merunduk dibawah kapal, suasana sangat mencekam diiringi jeritan suara kami.

Pak Kapten memutuskan untuk menyandarkan kapal di suatu Pulau tak berpenghuni karena takut kapal akan terbalik dan mengancam nyawa kami. Akhirnya kita terdampar di suatu pulau hingga menunggu ombak reda. Pulau tak berpenghuni ini sangat indah bagai Pulau Kuta di Bali.

Kami bergegas untuk menunaikan sholat, kemudian kami menikmati Sunset sambil bermain air dan pasir. Karena ini adalah liburan perpisahan Tim KKN dengan pemuda desa, kami menjaili pemuda desa dengan mengangkatnya bersama-sama dan menceburkannya ke laut. Suasana sangat menyenangkan, meskipun kami terdampar dalam pulau sepi tak berpenghuni tapi kami memanfaatkannya untuk moment perpisahan.

Hari mulai gelap, sang surya telah menghilang dan berganti rembulan. Ombak di pantai telah kembali normal dan kamipun melanjutkan perjalanan pulang ke desa. Sesampainya di desa guncangan perut tak dapat ditahan, kami memutuskan untuk membakar ayam di belakang posko KKN sambil menikmati malam terakhir bersama pemuda di Desa Komodo.

Lantunan lagu perpisahan diiringi petikan gitar mengiringi malam kami. Jutaan bintang bersinar menyelimuti malam ini, diiringi suara deburan ombak ditepi pantai yang menenangkan hati.. Welcome to My Paradise.

Pengalaman hari itu sangat menyenangkan dan tak kan terlupakan dalam memori. Bagi anda yang ingin menikmati surga dengan kehangatan warganya. Berkunjung ke Pulau Padar dan Desa Komodolah jawabannya. Anda akan merasakan nikmatnya surga negeri ini dilengkapi orang-orang yang sangat ramah bagai keluarga sendiri.

Tips dari saya bagi anda yang ingin mengeksplore keindahan Padar. Berangkatlah saat pagi hari atau sore hari sambil menikmati sunrise/sunset. Jika anda berangkat siang hari, cuaca akan sangat panas dan akan sangat menguras tenaga karena anda harus menaiki sekitar 800 anak tangga dengan kecuraman bukit sekitar 45 derajat. Jangan lupa siapkan topi, kaca mata, sepatu, air mineral dan pastinya kamera untuk mengabadikan moment.

Itulah pengalam Extraordinary Travelingku di Pulau Padar, salah satu pengalaman paling berkesan dalam hidup yang tak akan kulupakan. Pengalaman yang nantinya kan ku ceritakan pada anak cucuku bahwa Indonesia begitu Indah, kalian harus bangga menjadi generasi muda bangsa. Kalian harus mengeksplore seluruh surga tersembunyi di pelosok Indonesia dan tunjukkan pada negara lain bahwa Indonesia is Wonderful.

Komentar

Postingan Populer