Menjelajahi Turki dengan Budget Mahasiswa
Turki punya banyak destinasi menarik untuk dijelajahi. Meski budget pas-pasan, kamu bisa tetap bisa menikmati keindahan negara ini dengan destinasi populer.
Bhosporus mulai menampakkan pesonanya ketika kapal perlahan-lahan berangkat menyusuri selat. Di sisi kanan dan kiri dapat disaksikan beragam landmark dan bangunan berasitektur khas Eropa, Asia hingga Mediterania. Sejauh pandangan, bergantian panorama menyejukkan mata disuguhkan.
Tak hanya indah, tempat ini penuh sejarah. Selat Bhosporus menjadi saksi bisu perjuangan Al Fatih menaklukkan konstantinopel bertahun silam dan juga teman setia Istanbul selama ribuan tahun ketika menjadi ibu kota Turki sebelum dipindahkan oleh Ataturk ke Ankara.
Bhosporus cruises terasa sempurna menjadi penutup setelah seharian penuh mengelilingi Istanbul. Setiap jengkal tempat di Istanbul memiliki kekayaan historis tersendiri mulai dari Galata tower, Istana Topkapi, Blue Mosque, Basilia Cistern, Grand Bazaar, dan Hagia Sophia. Ya, pada akhirnya aku dapat singgah di Hagia Sophia, satu-satunya museum di dunia yang menjadi saksi bahwa simbol-simbol agama yang berbeda dapat berdampingan dengan mesra di dalam satu rumah ibadah.
Aku menghela nafas panjang sembari melihat burung galtik beterbangan di langit Bhosporus. Keindahan Turki seakan membayar lunas perjuanganku untuk bisa sampai kesini.
Flash back H-1 sebelum keberangkatan, pukul 22.00 di Bandara Soekarno-Hatta. Malam itu, kami sengaja mengambil penerbangan paling cepat dari Yogyakarta ke Jakarta karena pukul 00.40 dijadwalkan terbang menuju Turki, transit via Bahrain.
Tetapi, kami terkejut bukan main ketika membaca notifikasi email yang menjelaskan bahwa pesawat dibatalkan dengan alasan full booked. Mediasi dengan pihak travel pun dilakukan tetapi tidak mengubah keadaan dan uangpun tertahan. Melihat tiket penerbangan hari itu harganya selangit, kami menciut.
Apalah daya, kami hanya dua orang mahasiswa yang berjuang untuk mengikuti event internasional sekaligus mewujudkan perjalanan impian. Saldo di ATM 0 alhasil bertahan di Tangerang terlebih dahulu menjadi alternatif paling baik.
Bayangan lelah setelah berbulan-bulan mengerjakan project inovasi demi lolos dalam event dan berpuluh kali tolakan sponsor menghantui. Kami stuck tetapi masih memiliki keyakinan meskipun di nalar secara logika adalah mustahil mendapatkan uang tiket Rp 25 juta dalam sekejab. Tuhan Maha Baik, 2 hari kemudian kami benar-benar berangkat. Momen mengharu biru pun terjadi ketika roda pesawat berhasil mendarat di tanah Turki.
Marhaba Turkiye!! Semua rintangan yang membawa kami sampai di tempat ini menyulut jiwa traveling untuk menjelajah lebih banyak, tentunya setelah event selesai. Puas dengan Istanbul, kami memberanikan diri untuk mengunjungi Uludag, pegunungan yang dipenuhi oleh gumpalan salju sepanjang tahun.
Untuk mencapainya, perjalanan paling efektif adalah dengan menyeberangi laut dari Istanbul menuju Bursa kemudian dilanjutkan dengan menaiki teleferik hingga tiba di puncak Uludag. Pemandangan salju sejauh mata memandang dari atas teleferik sangat menawan. It was my really first snow.
Komentar
Posting Komentar