Liburan ke Turki, Ini Itinerary Buat Traveling Seminggu (4)

Saat berada di Green Mosque, saya dan rombongan bertemu dengan imam masjid. Ia menanyakan apakah kami musafir atau bukan. Ketika kami menjawab iya, ia meminta doa dan memimpin doa bersama kami. Menurutnya, doa musafir dikabulkan.

Tak jauh dari masjid, terdapat Koza Han (Silk Market) yang merupakan pasar dan pusat perbelanjaan kain sutra khas Turki. Saya justru membeli syal hangat, pembatas buku dan hiasan dinding. Hari itu ditutup dengan perjalanan ke kota lain yaitu Kusadasi.

Yang paling terkenal di Kusadasi adalahi Ephesus Ancient City, yaitu sebuah reruntuhan kota tua peninggalan Romawi Kuno yang namanya tersohor ke seantero dunia. Saya pribadi sangat tercengang melihat Ephesus. Kok bisa ya, zaman dahulu orang-orang Romawi membangun bangunan tinggi dan simetris dari bebatuan seperti marmer. Bagaimana caranya?

Ephesus memang terkenal sebagai kota marmer. Letaknya yang dekat dengan Laut Marmara yang berarti banyak mengandung bahan marmer, menjadikannya mudah ditemukan di Ephesus. Para seniman Romawi mengubah bahan tersebut menjadi patung-patung nan indah.

Dulunya, Ephesus adalah kota Yunani, sehingga saya dan rombongan juga menemukan patung dewa-dewi Yunani di sini. Ada Dewa Arthemis yang merupakan dewa Ephesus yaitu dewa yang melambangkan kesuburan, dan kekayaan. Ada juga Dewa Nike, yang melambangkan victory atau kemenangan.

Saya juga melihat kemegahan Celcius Library. Perpustakaan terbesar di zamannya. Ada juga grand teater yang dapat menampung 25 ribu orang sehingga diperkirakan penduduk Ephesus adalah 4 kalinya yaitu 100 ribu orang. Wah, jumlah yang besar, bukan?

Selanjutnya, kami diajak melihat fashion show di Leather Factory Showroom yang menampilkan produk kulit berkualitas tinggi yang dibuat di Turki. Secara harga lumayan, bernilai ratusan dolar. Topi kulit seharga 200 dolar, dan jaket kulit minimal 400 dolar. Sebuah harga yang belum terjangkau oleh saya.

Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan ke Pamukkale. Kami sampai di Pamukkale malam hari sehingga langsung makan malam dan menuju kamar untuk tidur. Paginya, beberapa orang di rombongan menaiki balon udara di Pamukkale, karena katanya balon udara sedang tidak diizinkan terbang di Cappadocia.

Saya sendiri memilih untuk bersantai di hotel yang dinginnya sampai membuat tangan dan perut nyaris beku. Harga naik balon udaranya sangat mahal 230 USD atau sekitar Rp 3,2 juta rupiah. Sebenarnya sih saya sangat ingin. Tapi saya ingin naik balon udara di Cappadocia dan sayangnya saat itu uang saku saya mepet. Kalau naik hot air ballon, dapat dipastikan saya enggak bisa beli oleh-oleh, enggak bisa jajan juga.

Setelah para peserta balon udara kembali ke hotel, rombongan menuju Hierapolis Ancient City dan menjelajahi Cotton Castle. Tempat ini adalah sebuah situs warisan dunia, yang terbuat dari teras dan kolam putih yang menarik. Cotton Castle terbuat dari perairan panas berkapur yang mengalir menuruni gunung.

Masyaa Allah, indah sekali kolam putihnya. Seolah berada di hamparan salju, tetapi ketika kaki memasuki air, ternyata air hangat. Udara dingin yang menerpa jadi tidak terlalu terasa. Tapi hati-hati ketika melangkah di kolam. Karena kolam ini asli dari alam sehingga bagian dasarnya ada yang berlumut dan licin. Ada pula yang tajam penuh batuan kecil-kecil seperti karang. Intinya, sebagai peserta tur, kami saling bantu membantu. Berpegang tangan ketika akan melangkah.

Komentar

Postingan Populer