Libur Idul Adha, Ayo ke Danau Cantik di Tomohon
Sulawesi Utara bukan cuma punya Manado dan Bunaken. Mumpung liburan Idul Adha, rencanakan pergi ke Danau Linow di Tomohon.
Bentangan alam Sulawesi Utara memang memukau. Tak hanya bawah laut yang memukau, di sana juga ada danau cantik bernama Danau Linow.
Minggu lalu detikcom bersama Kemenpar datang ke Manado dalam rangka Mando Fiesta 2019. Kami pun berkesempatan berkunjung ke Danau Linow yang berada di Tomohon.
Ibarat kata orang Manado, Tomohon adalah pusat wisatanya orang Manado, karena banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi di Tomohon. Tomohon berjarak sekitar 30 Km atau satu jam perjalanan dari pusat Kota Manado.
Untuk bisa masuk ke dalam kawasan danau, traveler dikenakan biaya Rp 25 ribu. Setelah masuk ke dalam kawasan danau, kamu akan dibuat takjub oleh danau berair hijau.
Danau Linow berada di Desa Lahendong, Tomohon. Danau ini memilki kandungan belerang dan terkenal dengan gradasi 3 warnanya.
Berdasarkan informasi yang detikcom rangkum, warna air danau bisa berubah-ubah dari hijau, biru dan kuning. Hal ini terjadi karena pembiasan cahaya matahari dan juga perubahan unsur belerang yang tertimbun di dalam danau.
Juga, danau dikelilingi oleh pepohonan dan kawasan hijau, hingga kawasan danau terkesan sangat sejuk. Juga ada beberapa spot foto yang bisa kamu buru. Salah satunya adalah spot foto sarang burung raksasa yang langsung berhadapan dengan danau.
Jika ingin bersantai sembari menikmati danau, traveler bisa turun dan bersantai di restoran yang berada di tepi danau. Traveler bebas, mau duduk di dalam ruangan atau duduk di pinggir danau.
Selagi bersantai, kamu bisa melihat asap-asap belerang yang berada di tepi danau. Kepulannya tidaklah besar, namun cukup membuat kawasan berbau belerang. Namun walau sedikit bau, keindahan danau tetap lebih kuat dan memukau wisatawan.
detikcom sarankan untuk datang ke sini sewaktu pagi ataupun sore. Kamu bisa menghabiskan waktu bercengkrama bersama teman dan keluarga sambil menikmati cemilan goreng pisang dan secangkir kopi hitam.
Menpar Dorong Pembangunan Infrastruktur & Utilitas di KEK Likupang
Menteri Pariwisata Arief Yahya menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur dan utilitas dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata Likupang di Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Apalagi menurut Arief, Likupang sebelumnya sudah ditetapkan sebagai destinasi super prioritas. Hal tersebut disampaikan Arief dalam rapat koordinasi dengan pejabat setempat.
"Presiden sudah menetapkan KEK Likupang sebagai destinasi super prioritas. Akan tetapi, bukan berarti Kepala Dinas Pariwisata bisa tidur dengan tenang, malah bisa tidak tidur karena banyak yang harus dipenuhi. Seperti infrastruktur dan utilitas dasar yang wajib ada 2020," ujar Arief dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/8/2019).
Arief mengatakan bahwa infrastruktur yang dimaksud adalah peningkatan kapasitas bandara, akses jalan tol dan nontol, termasuk pelebaran jalan.
Sementara utilitas ialah bahwa KEK Likupang harus memiliki listrik, penyediaan air bersih, dan jaringan telekomunikasi. Arief juga menegaskan bahwa semua industri di sekitar KEK Likupang harus memiliki utilitas dasar ini.
Selain itu, Arief juga mengatakan bahwa KEK Likupang harus memiliki event khusus yang bisa mendatangkan banyak wisatawan. Khusus event, Kabupaten Minahasa Utara bisa belajar dari The Sun Rise of Java yang digelar Kabupaten Banyuwangi yang memiliki 99 event dalam satu tahun.
"Tidak itu saja, KEK Likupang juga harus memiliki selfie spot. Berikut juga event mingguan dan ada event andalan. Yang harus diingat, semakin banyak event bisa meningkatkan indeks kebahagiaan dan ekonomi. Untuk itu, event yang digelar harus ada economic, creative, cultural, dan commercial value," ujar Arief.
Lanjut Arief, menekankan satu pesan penting kepada kepada Bupati Minahasa untuk mendahulukan pembangunan masyarakat sebelum pembangunan infrastruktur KEK Likupang. Hal ini akan memberdayakan masyarakat sekitar sekaligus investasi sumber daya manusia (SDM) jangka panjang.
"Harap diingat, jangan membangun KEK Likupang sebelum membangun masyarakat, berdayakan masyarakat sekitar. Karena saat membangun, masyarakat akan tanya apa impact-nya buat kita. Biaya sosialnya akan jauh lebih tinggi jika hal ini diabaikan. Jadi, dibina dulu masyarakat, bangun SDM. Ongkos tidak besar kalau kita invest di depan. Kalau invest belakangan setelah ada masalah, sia-sia namanya," ujar Arief.
Adapun menurut Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman mengatakan bahwa pembangunan tidak boleh dihambat dengan regulasi yang berbelit-belit. Menurutnya, adanya penetapan satu pintu KEK menjadi satu cara untuk mengatasi rumitnya birokrasi.
Komentar
Posting Komentar