Desa Indah di Pedalaman Kalimantan
Petualangan ke dalam rimba Kalimantan Selatan tidak akan terlupakan. Kita bisa berjumpa pedesaan Suku Dayak Meratus.
Berawal dari mimpi anak SMA yang bisa merasakan indahnya pegunungan dan menemukan desa menawan di pedalaman Meratus, desa eksotis yang indah dan juga yang tertinggi di Kalimantan Selatan. Mimpi menjelajah anak perempuan ini terwujud dua tahun kemudian.
Semua berawal dari nekat. Ketika mendapatkan informasi akan diadakan kegiatan pengembaraan dan pengabdian ke Desa Juhu untuk anggota Racana ULM yang akan dilantik, saya pun memutuskan untuk ikut bergabung bersama tim walaupun pada masa itu saya tidak memiliki perlengkapan hiking sama sekali.
Bahkan sebagai seorang mahasiswa yang dikarenakan sibuk organisasi sehingga mengharuskan saya untuk tidak pulang kampung di masa liburan membuat uang perbekalanku di kota rantauan sisa Rp 100.000 saja.
Beruntungnya teman-temanku cukup membantu dan perjalanan kami dibagi jadi beberapa kelompok sehingga untuk logistik selama pengembaraan saya hanya perlu patungan Rp 25.000. saya membeli matras seharga Rp 40.000. Untuk tas carrier dan juga sleeping bag, saya dikasih pinjam sama kenalan dan juga teman.
Keberangkatan pada 2 Agustus 2018 dari Banjarmasin menggunakan truk Yonif TNI AD. Perjalanan dengan truk ditempuh selama hampir 7 jam sampai jalanan beraspal menghilang dari pandangan.
Kami harus melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki di jalanan berbatu dan menanjak belum lagi malam sudah datang. Kami tiba di Desa Kiyu pukul 9 malam dan melanjutkan perjalanan yang sebenar-benarnya pada keesokan harinya.
Dari Desa Kiyu atau orang kebanyakan mengenalnya dengan nama Desa Hinas Kiri untuk menuju Desa Juhu kami harus melewati hutan Meratus termasuk dua puncak yaitu Puncak Peniti Ranggang dan Puncak Kila'i.
Kami tiba di Puncak Peniti Ranggang pukul 11.15 WITA artinya kami mesti menempuh perjalanan selama 4 jam jalan kaki melewati hutan, sungai, dan jembatan. Di Puncak Peniti Ranggang kita bisa menemukan sebuah warung hanya saja warung itu sedang tutup ketika kami tiba.
Puncak Peniti Ranggang merupakan tempat yang tepat untuk mengistirahatkan tubuh sejenak dan mengisi perut karena di sana ada tanaman singkong, cabai, juga terong. Cuacanya agak panas, cukup untuk bisa mengeringkan pakaian yang berkeringat.
Selain itu, Puncak Peniti Ranggang merupakan perbatasan antara jalan menuju Juhu maupun Puncak Halau-Halau yang sering jadi destinasi para pendaki. Untuk menuju Halau-Halau dari Puncak Peniti Ranggang tinggal berjalan lurus, sementara untuk ke Desa Juhu kita harus mengambil jalur kiri. Tenang saja, di Puncak Peniti Ranggang beberapa pendaki termasuk kami sudah memberikan rambu-rambu arah.
Selama perjalanan menuju Puncak Kila'i akan ditemukan sekitar 3 jembatan dan di setiap jembatan kami akan memasang palang nama jembatan karena ini merupakan salah satu tugas kami dalam bentuk pengabdian. Kami tidak menghabiskan perjalanan ke Puncak Kilai'i selama satu hari dikarenakan hari sudah gelap dan kami pun beristirahat di pondok tengah hutan dekat aliran sungai yang dinamakan Pondok Hijau.
Pondok tanpa dinding tapi beratap, jadi yang perlu diperhitungkan bagi yang ingin beristirahat dengan nyaman agar membawa flysheet atau semacamnya. Di Pondok Hijau juga bisa menyalakan api unggun karena bagian tengah pondok dibuat berlubang.
Perjalanan ke Puncak KIlai'i dilanjutkan besok paginya. Selama perjalanan mesti cukup berhati-hati karena akan banyak ditemui lintah yang suka nyempil di bagian maupun sela kaki. Selain itu, juga perlu pakaian yang cukup hangat karena suhu di Puncak Kilai'i lumayan dingin. Puncak Kila'i seperti puncak dalam jalur lalu lintas awan.
Komentar
Posting Komentar